Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkapnya Pencuri Spesialis "Shower" Puluhan Juta Rupiah di Rumah Mewah

Kompas.com - 11/12/2018, 08:52 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Perjalanan ASH mesti berakhir di balik jeruji penjara setelah ditangkap petugas kepolisian di Petojo, Gambir, Sabtu (8/12/2018) lalu.

Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan Kompol Mustakim mengatakan, ASH kerap menyatroni rumah-rumah mewah yang belum ditempati untuk mengambil barang-barang, seperti peralatan kamar mandi.

"Pelaku spesialis mengambil barang-barang di rumah mewah yang sedang dibangun atau sudah jadi namun belum ditempati," kata Mustakim dalam konferensi pers di Mapolsek Metro Penjaringan, Senin (9/12/2018).

Baca juga: Polisi Bekuk Pencuri Shower Puluhan Juta Rupiah di Proyek Rumah Mewah

Mustakim menyebut, ASH mengincar peralatan kamar mandi berupa keran atau shower bermerek yang harganya bisa mencapai puluhan juta per set.

Alasan lainnya, peralatan kamar mandi umumnya berukuran tidak begitu besar sehingga mudah disembunyikan oleh ASH.

"Mungkin dia melihat barangnya kecil tapi harganya lumayan. Daripada ngambil TV segala macam yang barangnya gede. Ini satu set (peralatan kamar mandi) saja bisa Rp 45 juta," ujar Mustakim.

Sebelum beraksi, ASH berkeliling ke perumahan-perumahan mewah untuk menentukan targetnya. Ia sengaja mencari rumah yang hampir jadi dan belum ditempati pemiliknya.

Baca juga: Pencuri Shower di Rumah Mewah Ini Gunakan Uang Hasil Curiannya untuk Foya-foya

Barang bukti yang diamankan dari tangan ASH dipamerkan dalam konferensi pers di Mapolsek Metro Penjaringan, Senin (10/12/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Barang bukti yang diamankan dari tangan ASH dipamerkan dalam konferensi pers di Mapolsek Metro Penjaringan, Senin (10/12/2018).

Untuk bisa memasuki rumah, ASH biasanya mengecoh para pekerja bangunan dengan berpura-pura sebagai pekerja bangunan.

Para pekerja pun ia suruh membeli makanan atau rokok supaya ia bisa melakukan aksinya tanpa dicurigai.

"Dia mengaku sebagai temannya bos segala macam mau survei tempatnya. Dibukain sama karyawannya, langsung dia dengan peralatan-peralatan yang ada ini ngambil sanitasi di rumah tersebut," ujar Mustakim.

Di hadapan wartawan, ASH mengaku bisa membongkar satu set peralatan mandi dalam waktu lima menit menggunakan bor dan perkakas lainnya. Selanjutnya, ia menyembunyikan barang curian di dalam tas dan kabur dari tempatnya beraksi.

ASH mengaku, hasil curiannya itu dia jual kepada seorang penadah dan uangnya digunakan untuk berfoya-foya. Ia diduga menggunakan identitas palsu untuk menginap di hotel.

"Ada yang dipakai nginep ke hotel, untuk nginep di hotel pakai identitas palsu dia. KTP-nya palsu juga dipakai untuk senang-senang dia," ujar Mustakim.

Selain itu, ASH juga diduga merupakan pengguna sabu-sabu setelah polisi mendapati sebuah alat penghisap sabu atau bong dari tangan ASH ketika ditangkap.

Kepada polisi, ASH mengaku sudah 20 kali melakukan aksinya dengan rincian 15 kali di Jakarta Selatan, 3 kali di Jakarta Utara, dan 2 kali di Tangerang.

Akibat perbuatannya, ASH dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman penjara maksimal 7 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com