Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Bekasi Kerahkan 2 Alat Berat Angkut "Lautan Sampah" di Kali Pisang Batu

Kompas.com - 06/01/2019, 12:59 WIB
Dean Pahrevi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bekasi kerahkan alat berat untuk angkut "lautan" sampah di Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Minggu (6/1/2019).

Kabid Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dodi Agus Suprianto mengatakan, dua unit alat berat dan sekitar 200 truk dikerahkan untuk angkut sampah di kali tersebut sejak Sabtu (5/1/2019) kemarin.

"Sudah hari ini berlangsung dua alat berat. Kemarin satu alat berat harus selesai hari ini. Kemarin hampir 60 truk ada kali, itu kayaknya total 200 truk itu," kata Dodi kepada Kompas.com, Minggu.

Dia menjelaskan, "lautan" sampah tersebut diduga berasal dari aliran kali di Kota Bekasi yang sedang dinormalisasi. Selain itu, warga yang ditinggal di bantaran kali juga diduga yang membuang sampah ke kali.

Baca juga: Warga Diminta Ikut Serta Bersihkan Lautan Sampah di Kolong Tol Pelabuhan

"Itu kan sebagian limpasan dari Kota Bekasi karena di kota sedang ada normalisasi kali jadi kedorong ke kali kita semua. Jadi indikasi awal sebagian dari kota dan juga masyarakat yang pada buang (sampah) di kali," ujar Dodi.

Dia pun menargetkan seluruh sampah di kali tersebut bisa terangkut hari ini. Sebab, truk-truk yabg digunakan untuk angkut sampah di kali itu akan dipakai mengangkut sampah di sejumlah wilayah Kabupaten Bekasi besok hari.

"Hari ini harus kelar karena besok senin mobil-mobil (truk sampah) saya sudah pada ngangkut di wilayah. Nanti pada komplain perumahan kalau enggak di angkut," tutur Dodi.

Baca juga: Dari Lautan Sampah ke Lautan Busa di Utara Jakarta...

Diketahui, "Lautan sampah" nampak di sepanjang Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.

Pantauan Kompas.com pada Kamis (3/1/2019), hanya sampah yang terlihat di sepanjang permukaan kali sekitar 500 meter.

Sampah rumah tangga, seperti plastik, botol, bahkan kasur pun tertata rapih seperti "dataran baru" di permukaan kali. Air kali juga nampak hitam pekat serta mengeluarkan bau tak sedap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com