Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Okupasi Trotoar Depan Proyek Terminal Depok, Pejalan Kaki Takut Terserempet Motor

Kompas.com - 16/01/2019, 20:22 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com- Trotoar di depan proyek terminal Depok, Jalan Margonda tidak bisa digunakan pejalan kaki. Pasalnya, trotoar yang ada diokupasi pedagang kaki lima (PKL).

Dari pantauan Kompas.com, Rabu (16/1/2018) sore, pedagang mulai memasangi terpal-terpal seadanya untuk menutupi lapak mereka dari hujan.

Ada pula pedagang yang baru datang untuk menggelar lapak mereka di trotoar tersebut. Ada yang berjualan pakaian, kaos kaki, aksesoris ponsel, hingga makanan.

Baca juga: 2021, Pemkot Depok Revitalisasi Trotoar

Pejalan kaki terlihat kesulitan untuk melintasi trotoar tersebut. Para pejalan kaki akhirnya memilih melewati pinggir jalan.

Hal ini dikeluhkan warga warga yang biasa memanfaatkan trotoar di kawasan tersebut.

“Sebenarnya enggak masalah dagang, tapi harusnya disediakan tempat untuk pejalan kaki. Kita habis belanja, mau ke JPO jalan agak susah, mau enggak mau jalan di pinggir jalan begini," ujar Lina yang habis berbelanja samping ITC Depok, Rabu.

PKL di trotoar Jalan Margonda, Depok, Rabu (16/1/2018)KOMPAS.COM/CYNTHIA LOVA PKL di trotoar Jalan Margonda, Depok, Rabu (16/1/2018)

Hal ini juga dikeluhkan Sani (24). Ia mengatakan, banyak PKL di trotoar mengancam keselamatan pejalan kaki karena harus berjalan di sisi jalan raya.

"Serem sih kalau lagi jalan ya, takutnya tiba-tiba kesenggol motor atau gimana kan malah jadi masalah lagi,” ucap Sani.

Baca juga: Tak Kebagian Lapak di Skybridge, PKL Duduki Trotoar Tanah Abang

Bukan hanya di area terminal, pemandangan serupa juga terjadi di depan Plaza Depok. Kawasan ini ini dinilai lebih semrawut karena banyak PKL bejualan dan angkutan umum yang kerap ngetem.

“Sudah dari dulu begini, susah ditatanya. Ini kan jalur lambat ya malah dipakai buat angkot yang ngetemnya lama terus banyak PKL ini harusnya ditata," kata Yudi, warga Cimanggis, yang sedang menunggu angkotan umum.

Yudi berharap, para PKL ini diberikan tempat atau lapak untuk membuka usahanya.

“Ya harusnya ada tempat khusus buat para pedagang kasian sih para pejalan kaki kalau gini terus,” tutur Yudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com