Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pria Dikeroyok hingga Tewas oleh Sekelompok Remaja di Jakbar

Kompas.com - 17/01/2019, 06:35 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menangkap sekelompok remaja berinisial MK (16), AG (15), ER (13), RD (16) dan STN (19).

Mereka mengeroyok N (22), di Jalan Tamansari Raya, Jakarta Barat, Minggu (13/1/2019) dini hari, hingga kehilangan nyawa akibat sejumlah luka yang didapatnya.

"Korban menderita luka bacok di pinggang kiri, siku kiri, kaki kiri, punggung, paha, termasuk di kepalanya juga mengalami pukulan," kata Kapolsek Tamansari AKBP Rully Indra, Rabu (16/1/2019).

Baca juga: Pencarian Pelaku Pengeroyokan di Diskotek Bandara Masih Berlanjut

Polisi masih mengejar seorang tersangka lainnya, PY. 

Pengeroyokan bermula saat korban tengah perjalanan pulang dari kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, menuju rumah temannya di Jalan Kebon Jeruk V, Tamansari, Jakarta Barat.

Saat melewati sekelompok remaja yang sedang bermain bola di sekitar Stasiun Mangga Besar, korban terkena lemparan botol air mineral.

Baca juga: Tersangka Pengeroyokan di Diskotek Bandara Kabur ke Rumah Orangtuanya

Korban menduga pelempar botol adalah kelompok remaja tersebut.

Saat korban mendekat, kelompok remaja mengeluarkan senjata tajam dan mengejar korban.

Mereka melukai korban di sejumlah bagian tubuh.

"Korban sempat hendak dibawa ke RS Husada, tetapi dalam perjalanan meninggal dunia,” ujarnya.

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Baru Pengeroyokan di Depan Diskotek Bandara

Dari kejadian tersebut, polisi hanya mengamankan dan menjatuhkan hukuman kepada pelaku berinisial STN yang berusia 19 tahun.

STN dikenakan Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan dan Pasal 358 KUHP tentang Penganiayaan yang menyebabkan Kematian.

“Para tersangka ini rata-rata masih anak di bawah umur, yang dewasa hanya ada satu. Karena itu yang di bawah umur, kami titipkan di Dinas Sosial," ujar Rully. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com