Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cekcok Warga di Cengkareng gara-gara Masakan Daging Babi

Kompas.com - 15/02/2019, 09:49 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Video percekcokan antara dua warga Cengkareng, Jakarta Barat, yaitu Doni Pranata dan tetangganya Kuswanto, mendadak viral di media sosial. Dalam video itu, Kuswanto marah-marah kepada Doni karena aroma masakan daging babi dari rumah Doni mengusiknya. Ia bahkan sempat mengumpat karena emosi.

"Itu B2 (babi) kan? Jangan masak di sini," ujar Kuswanto dalam video itu.

Doni yang merasa tak bersalah mengingatkan Kuswanto bahwa tak ada hukum yang bisa melarangnya masak di rumah sendiri.

"Bapak enggak punya hak mengintervensi masakan tetangga," kata Doni dengan tenang.

Baca juga: Viral Warga Diprotes Tetangga karena Masak Babi, Ini Penjelasan Lurah

Cekcok mereka dikelilingi dan direkam warga. Ada yang terdengar membela Kuswanto, ada pula yang membela Doni.

Lurah Cengkareng Barat Boy Raya membenarkan perseteruan itu terjadi di wilayahnya. Pria yang diprotes, kata Boy, memasak sayur asin untuk berdagang.

"Ceritanya Pak Doni ada dagang, terus ada Pak Kuswanto, tetangga depan rumahnya, yang merasa terganggu dengan asap," kata Boy, Kamis (14/2/2019) kemarin.

Boy membenarkan tak ada aturan yang melarang warga memasak. Kendati demikian, Doni akhirnya mengalah agar bisa berdamai dengan tetangganya. Ia akan memasang exhaust agar aroma masakannya tak mengganggu Kuswanto.

"Udah ok, udah clear. Tadi kan musyawarah juga di tempatnya Pak Anto (Kuswanto), Pak Doni juga hadir di sana," ujar Boy.

Musyawarah berlangsung siang tadi di rumah Kuswanto. Surat perjanjian di atas meterai ditandatangani kedua belah pihak dan menyatakan exhaust akan dipasang paling tidak akhir Februari ini.

"Sudah ditandatangani kesepakatan untuk memasang ventilator dari Pak Doni. Sebelah tembok sebelah kanan dia supaya asap itu enggak ke atas," kata Boy.

Boy menyayangkan video perseteruan warganya viral di media sosial. Ia berharap masalah yang sama tak lagi terulang. Ia juga mengingatkan warga agar selalu berkonsultasi dengan ketua RT dan RW setempat ketimbang langsung berseteru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com