Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI: Kantong Plastik Berbayar Tak Signifikan Kurangi Penggunaan Plastik

Kompas.com - 01/03/2019, 13:20 WIB
Tatang Guritno,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkiritik kebijakan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) soal kantong plastik berbayar yang mulai dijalankan hari ini, Jumat (1/3/2019).

Kritik tersebut disampaikan Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi. Ia mengungkapkan, kebijakan pembayaran plastik Rp 200 tidak akan mengurangi penggunaan plastik secara signifikan.

Baca juga: Tak Lagi Gratis, Ini Harga Kantong Plastik di Toko Ritel Modern

"Kantong plastik berbayar tidak akan efektif mengurangi penggunaan kantong plastik oleh konsumen. Konsumen hanya perlu mengeluarkan Rp 1.000 hingga Rp 2.000 jika menggunakan 5-10 kantong plastik saat belanja. Sebuah angka nominal yang tidak signifikan," paparnya.

Ia juga mengatakan bahwa istilah Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) menyesatkan. Sebab, selama ini kantong plastik memang tidak gratis.

"Tidak ada kata gratis untuk kantong plastik. Karena semua biaya operasional pelaku udaha sudah masuk dalam cost yang dibebankan pada konsumen," tambahnya.

Lebih lanjut, Tulus menyebutkan bahwa Aprindo dapat membuat kebijakan lebih progresif terkait kantong plastik. Seperti menggunakan kantong plastik SNI sesuai rekomendasi Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Pakai kantong plastik SNI sesuai rekomendasi BSN dan KLHK, yakni kantong plastik yang mudah terurai oleh lingkungan," kata Tulus.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Kantong Plastik Tidak Lagi Gratis di Ritel Modern

Lebih jauh, ia berharap seharusnya ada sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, produsen dan konsumen untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.

"Jangan hanya menyasar retail modern saja, tapi juga pasar tradisional. Lalu bukan hanya kantong plastik saja (yang dikurangi) tapi juga plastik pembungkus plastik pada kemasan makanan, minuman, dan kosmetik pun harus berbasis ramah lingkungan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com