Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Penganiayaan Penjual Pecel Lele di Bekasi oleh Pembelinya

Kompas.com - 21/03/2019, 09:39 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Peristiwa tanggal 10 Maret 2019 pukul 02.30 WIB tak akan dilupakan Achmad Junaidi (50), penjual pecel lele di Jalan Raya Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi.

Pada hari itu, Junaidi mengalami peristiwa nahas dikeroyok dua orang tak dikenal yang memesan pecel lele kepadanya. Junaidi dikeroyok karena dua pelaku itu merasa lama menunggu pesanannnya.

Korban pun berteriak meminta tolong ke adiknya bernama Salahudin (36) yang sedang berada di rumahnya, tak jauh dari Tempat Kejadian Perjara (TKP).

Berusaha melerai, Salahudin malah juga dianiaya menggunakan balok. Namun Salahudin berhasil melarikan diri walau sempat terkena hantaman balok.

Baca juga: Keroyok Penjual Pecel Lele, Pelaku Bilang Gue Anggota, Gue Ratain Semua Ini!

Usai memukuli korban secara membabi buta, pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor Yamaha Vixion. Sedangkan korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur untuk mendapat perawatan.

Usai kejadian, korban melaporkan hal itu ke Polsek Pondok Gede. Hingga kini polisi masih memburu dua pelaku pengeroyokan penjual pecel lele itu.

Berikut sejumlah fakta dalam kronologi penjual pecel lele dianiaya pembelinya.

Tak lebih dari 10 menit

Salahudin menjelaskan, pelaku sudah gelisah menunggu pesanannya tidak sampai 10 menit dari awal pelaku datang.

"Dia bilang lama, kata abang saya sabar Pak. Pas abang saya balik badan mau goreng pecel lele, langsung dihantam bagian kepala. Abang saya juga diinjak," kata Salahudin saat ditemui di kediamannya, Jalan Raya Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi, Rabu (20/3/2019).

Hal itu menurut Salahudin bukan sesuatu yang wajar dalam menunggu pesanan, sebab baru 10 menit mereka menunggu.

Baca juga: Dikeroyok Pembeli, Penjual Pecel Lele Alami Hidung Patah hingga Rahang Geser

Salahudin juga mencium aroma minuman berakohol dari tubuh kedua pelaku. Namun, kedua pelaku tak terlihat seperti orang yang sedang mabuk saat menganiaya korban.

"Enggak sampai 10 menit dari dia datang sampai mukul abang saya, itu enggak wajar lah orang baru sekitar 10 menit dari dia datang. Dia juga sempat hampir pukul karyawan abang saya juga yang lagi potong lele," ujar Salahudin.

Ciri-ciri pelaku

Salahudin masih ingat betul ciri-ciri dua pelaku pengeroyok dirinya dan kakaknya. Pelaku pertama yang memesan pecel lele kepada Junaidi bertubuh besar dan memiliki kulit berwarna hitam.

"Yang satu berkulit hitam, usia sekitar 45. Kemeja warna merah marun, celana panjang, dia naik motornya Vixion. Logatnya sih kayak orang timur," kata Salahudin.

Pelaku kedua, lanjut Salahudin, memiliki tubuh yang besar dan pelaku tersebut yang menganiaya dirinya serta Junaidi menggunakan balok.

Baca juga: Saksi Beberkan Ciri-ciri Pengeroyok Pedagang Pecel Lele di Bekasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com