Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Nama Ratangga yang Diberikan Anies untuk Kereta MRT Jakarta

Kompas.com - 27/03/2019, 17:39 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan nama "Ratangga" untuk kereta yang digunakan sebagai moda raya terpadu (MRT) yang beroperasi di Ibu Kota.

Ratangga diambil dari kitab Arjuna Wijaya dan Sutasoma karya Mpu Tantular. Nama itu diberikan Anies pada 10 Desember 2018, beberapa waktu sebelum MRT Jakarta diuji coba secara publik pada 12 Maret 2019.

Nama Ratangga dalam bahasa Sansekerta dimaknai sebagai "roda" atau "kereta". Sementara  dalam kitab kuno yang diacu oleh Anies, Ratangga berarti kereta perang.

Akan tetapi, bukan soal perang yang ingin diangkat Anies terkait pemberian nama ini, melainkan pesan perjuangan dan kekuatan yang ada dalam kereta perang yang dimaksud.

Maknanya, MRT Jakarta ini dibangun oleh putra-putri Indonesia dengan kerja keras dan perjuangan, begitu juga dengan masyarakat yang menggunakannya.

Baca juga: Ratangga, Nama Baru Kereta MRT Jakarta...

Mereka adalah para pejuang Ibu Kota yang bergelut dengan kesibukan aktivitasnya masing-masing. Warga DKI Jakarta menggunakan kereta ini sebagai moda transportasi pilihannya.

"Insya Allah nama Ratangga ini bukan sekadar nama tanpa makna. Nama membawa pesan penuh makna," kata Anies seperti dikutip dari Tribunnews, 11 Desember 2018.

Menurut Anies, Ratangga akan tangguh dan kuat dalam mengangkut para pejuang Jakarta yang beradu dengan waktu untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Anies juga menyebut, nama Ratangga akan digunakan untuk setiap rangkaian MRT Jakarta. Hanya saja, dibedakan dengan kode-kode tertentu, misalnya Ratangga Satu, Ratangga Dua, dan sebagainya.

Rencana Anies menamai kereta kebanggaan warga Jakarta dengan nama Ratangga itu benar-benar tercapai ketika MRT Jakarta akhirnya diresmikan pada Minggu (24/3/2019) kemarin.

Ia membubuhkan tanda tangannya di atas sebuah pesan yang ia tulis sendiri, sebagai bentuk peresmian MRT dan Ratangga.

Bunyi pesan tersebut adalah sebagai berikut:

"Dari gagasan pejuang, dilaksanakan oleh putra-putri bangsa yang tangguh, hadir monumen baru yang memancarkan semangat kerja keras dan cerdas. Di sini kata Ratangga menemukan personifikasinya. Selamat untuk semua yang terlibat dan memanfaatkannya," tulis pesan itu.

Saat ini, MRT pun sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh warga Jakarta. Mereka hanya perlu membayar Rp 3.000- Rp 14.000 untuk sekali perjalanan, disesuaikan dengan jaraknya.

Sejumlah 14 rangkaian kereta siap melayani masyrakat untuk rute yang telah siap di Fase 1 ini, Lebak Bulus-Bundaran HI. Untuk fase selanjutnya rute Bundaran Hi-Kota, akan segera dilanjutkan.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tarif MRT Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com