JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono mengaku tak mempermasalahkan bus dari China yang akan diuji coba dalam waktu dekat.
"Transjakarta akan lihat ketersediaan bus listrik bukan dari mananya, tetapi soal kesiapannya dari teknis," ujar Agung di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (29/3/2019).
PT Transjakarta telah bekerja sama dengan tiga perusahaan penyedia jasa bus listrik.
Ketiga penyedia itu adalah produsen lokal Mobil Anak Bangsa (MAB) dan dua pihak asing, yakni BYD asal China dan RAC-Danfoos dari Finlandia.
Baca juga: Ketika Pengendara Motor yang Masuk Jalur Transjakarta Panik...
"Kebetulan yang sudah siap di Tanah Air ini dari tiga itu, dua dimanufaktur di China," katanya.
Tak cuma Indonesia, menurut Agung, negara-negara lain juga menggunakan bus listrik dari China.
Ia mengungkapkan 95 bus listrik yang beroperasi di seluruh dunia dibuat di China.
Baca juga: Dari Bintaro hingga Cinere, Ini Rute Transjakarta yang Terintegrasi Stasiun MRT
"Kota-kota besar, London, Kopenhagen, bahkan beli bus listrik dari China karena 95 persen bus listrik dibuat dari China. Latin Amerika lebih banyak bus listrik daripada Amerika Serikat," ujarnya.
PT Transjakarta akan melakukan uji coba bus listrik di rute Bundaran Senayan-Monas di jalur feeder atau non-bus rapid transit (BRT).
Uji coba akan dilakukan mulai Mei 2019.
Rencananya uji coba dilakukan selama enam bulan dengan mengoperasikan sepuluh bus listrik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.