Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara MRT 'Memaksa' Penumpang Tak Buang Sampah

Kompas.com - 03/04/2019, 08:02 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada yang berbeda dari moda transportasi Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta yang baru saja dioperasikan secara komersial pada Senin (1/4/2019).

Bila di fasilitas publik lain tempat sampah adalah hal yang wajib dimiliki, hal itu tidak berlaku di stasiun atau kereta MRT. Rupanya, PT MRT Jakarta memang sengaja tak memasang tempat sampah di sudut-sudut kereta dan stasiun.

"Di stasiun MRT itu tidak banyak tempat sampah karena kami ingin warga itu lifestyle-nya ketika masuk MRT, tidak bawa sampah begitu," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin.

Baca juga: Dirut MRT Apresiasi Tiga Perilaku Positif Penumpang

Selain itu, Kamaluddin mengatakan, tidak adanya tempat sampah di stasiun MRT untuk mengedukasi masyarakat agar menjaga kebersihan di dalam stasiun MRT.

"Kalau nanti ada tempat sampah, nanti ada dorongan untuk minum di dalam kereta MRT itu begitu ya. Jadi, lebih baik disimpan dulu minumannya, MRT kan dingin di dalamnya, Bunderan HI-Lebak Bulus 30 menit kan masih dingin di dalamnya sampai ujungnya (stasiun terakhir)," ujar Kamaluddin.

PT MRT Jakarta pun mengampanyekan gerakan Tahan-Simpan-Pungut untuk mengedukasi para penumpang terkait kebersihan di area stasiun dan kereta MRT.

Kamaludin menerangkan, yang dimaksud dengan tahan adalah penumpang diminta untuk menahan diri tidak membawa barang yang berpotensi menjadi sampah ke dalam stasiun dan kereta MRT.

Selanjutnya, simpan berarti para penumpang mesti menyinpan sampah yang mereka bawa ketika berada di stasiun dan kereta MRT.

"Simpan itu kalau memang sudah ada bungkus makanan atau sampah, itu disimpan dulu di dalam tas, dibawa dulu masing-masing," ujar Kamaludin.

Sedangkan, pungut berarti para penumpang diharapkan berinisiatif memungut sampah yang mereka temui di stasiun dan kereta MRT kemudian menyimpannya.

Kamaluddin melanjutkan, penumpang MRT yang kedapatan buang sampah sembarangan juga dapat dikenakan denda sebesar Rp 500.000.

"Sekarang enggak cuma imbauan, tapi ada hukuman yang buang sampah sembarangan kami denda Rp 500.000 dan itu ada perdanya, ini kesepakatan bersama dengan pemerintah provinsi," kata Kamaluddin.

Baca juga: Menghitung Kenaikan Harga Apartemen Pasca MRT Beroperasi

Penumpang yang kedapatan membuang sampah sembarangan nantinya juga akan dipotret dan wajahnya akan dipajang di situs MRT Jakarta supaya memberikan efek jera.

"Nanti ada prosesnya tapi nanti kami yang akan istilahnya menangkap pelakunya tapi nanti prosesnya di Pemprov DKI," ujar Kamaludin.

PT MRT Jakarta juga melarang penumpang makan dan minum di stasiun ataupun di kereta MRT, kecuali di gerai ritel yang tersedia.

"Untuk nanti, kalau jelas kelihatan makan, kami persilakan untuk keluar dari kereta. Kami persilakan keluar dari stasiun," kata Kamaluddin.

Kompas TV MRT Jakarta merupakan singkatan dari moda raya terpadu. Namun lantaran Indonesia baru memiliki moda transportasi ini dibandingkan negara lain maka banyak orang Indonesia yang melafalkan MRT dengan istilah asing. Hal ini karena sebagian masyarakat Indonesia pernah menggunakan MRT di negara lain maka tak heran bila masih banyak yang melafalkan dengan MRT yang disingkat dari kata <em>mass rapid transit</em>. Indonesia telah meresmikan transportasi ini dengan nama Moda Raya Terpadu maka mulai sekarang yuk gunakan bahasa kita sendiri dengan menyebutnya dengan lafal Em-Er-Te bukan Em-Ar-Ti. Kini kosakata Bahasa Indonesia kita pun telah bertambah. Untuk menjaga lestarinya Bahasa Indonesia mari kita gunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. #MRTJakarta #BahasaIndonesia #SelasaBahasa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com