Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Pintu Air Marina, Bekerja Sama dengan Laut hingga Menyelam Mengurai Lumpur

Kompas.com - 11/04/2019, 06:52 WIB
Tatang Guritno,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bekerja menjaga pintu air butuh tenaga ekstra, kejelian, dan ketepatan pengambilan keputusan. Apalagi di DKI Jakarta yang rawan banjir, petugas pintu air ibarat garda terdepan dalam melakukan antisipasi.

Kompas.com berkesempatan mengunjungi Pintu Air Marina, Pademangan, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (10/4/2019).

Nampak tiga dari lima pintu sedang dibuka untuk mengalirkan air sungai Ciliwung Lama menuju ke Laut Marina.

Penanggung jawab Pintu Air Marina Taryo menjelaskan, hanya pintu air tersebut yang hingga saat ini tidak menggunakan pompa dalam membuang air ke laut.

Baca juga: Keliling Rumah Pompa dan Pintu Air, Ini yang Disampaikan Anies kepada Petugas

"Cuma di sini satu-satunya pintu air di DKI Jakarta yang dapat membuang air ke laut. Karena permukaan air laut masih berada di bawah permukaan air sungai," jelasnya.

Taryo sudah bekerja menjadi penjaga pintu air sejak tahun 1991. Dalam menjalankan pekerjaannya, ia harus bekerja sama dengan laut.

"Kalau hujan besar, selain antisipasi ya kita hanya bisa berharap air laut surut. Sehingga bisa membuka semua pintu agar tidak banjir," ungkapnya.

Namun, jika permukaan air tak juga surut, ia akan berkoordinasi dengan pintu air lain. Seperti Pintu Air Flushing Ancol.

"Di Ancol akan nyalakan pompa, supaya air dari sini dialirkan ke sana. Jadi dalam pekerjaan ini, kerja sama dan gotong royong antar penjaga pintu air adalah hal utama," tambahnya.

Baca juga: Temui Petugas Pintu Air, Anies Bilang, Titip Jakarta Ya

Tak jarang ditemui kendala dalam menjalankan tugasnya. Seperti adanya tumpukan lumpur yang membuat pintu air tersendat.

"Banyaknya lumpur membuat pintu air tidak bisa tertutup secara total. Solusinya ya kami harus menyelam untuk mengurai lumpur itu," jelas Taryo.

Ditemui di tempat yang sama, anggota Penjaga Pintu Air Marina Triono menjelaskan sistem pekerjaannya.

"Jadi kita 24 jam setelah itu libur. Tapi kalau dalam keadaan darurat, ya waktu libur pun kita harus siap siaga membantu," ujar Triono.

Kondisi darurat itu tidak hanya berlaku di Pintu Air Marina, tapi semua pintu air.

"Darurat misalnya terjadi kerusakan alat pompa air, alat penurun pintu air hingga membludaknya volume air di lokasi tertentu, maka kita harus beri bantuan ke sana," lanjutnya.

Baik Taryo dan Triono mengatakan senangnya jalani profesi tersebut karena antar penjaga pintu air tidak cuek.

"Tidak ada istilah 'wilayah lo, wilayah gue' jika ada kesusahan, semua dengan ringan tangan membantu," pungkas Taryo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com