Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Program SMA Gratis, Wali Kota Bekasi Minta Diajak Berunding oleh Ridwan Kamil

Kompas.com - 11/04/2019, 19:50 WIB
Dean Pahrevi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi berharap, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mau berunding bersama dengan Pemerintah Kota Bekasi terkait rencana program gratis SMA/SMK negeri sederajat di Kota Bekasi.

Hal itu dikatakan Rahmat menyusul penolakan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait Pemkot Bekasi yang meminta kenaikan bagi hasil Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB BBNKB) ke Pemprov Jawa Barat untuk menggratiskan SMA/SMK negeri sederajat di Kota Bekasi.

"Dipanggil wali kotanya (untuk berunding), jadi itu (permintaan kenaikan bagi hasil PKB BBNKB) hanya pembuka. Saya sudah bilang ke Pak Gubernur itu hanya membuka cara," kata Rahmat di Hutan Kota Bekasi, Kamis (11/4/2019).

Baca juga: 5 Fakta SMA Gratis di Kota Surabaya, Penjelasan Risma hingga Kritikan dari DPRD

Rahmat pun memahami bahwa sesuai aturan yang berlaku, porsi bagi hasil pajak kendaraan untuk daerah sebesar 30 persen dan provinsi 70 persen.

Kendati demikian, dia meminta Pemprov Jawa Barat memberikan opsi lain agar rencana penggratisan SMA/SMK negeri sederajat di Kota Bekasi bisa terealisasikan dengan terdapat andil dari Pemprov Jawa Barat.

Hal itu mengingat Kota Bekasi menyumbang total pendapatan dari pajak kendaraan terbesar di Jawa Barat yakni Rp 2 triliun.

"Kalau Pak Gubernur mengartikan pakai aturan itu memang enggak boleh kita juga tahu, tetapi pak Gubernur seharusnya ada perhatian lain dengan cara lain, orang sudah ngasih Rp 2 triliun kok harusnya ada dong perhatian lain," ujar Rahmat.

Adapun program pendidikan gratis 12 tahun di Kota Bekasi termasuk dalam 45 program kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi lima tahun ke depan.

Baca juga: Soal Rencana SMA/SMK Gratis, Pepen Minta Ridwan Kamil Terbuka Hatinya

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menolak permintaan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang meminta kenaikan bagi hasil PKB BBNKB ke Provinsi Jawa Barat.

Ridwan mengatakan, usulan itu tak bisa diterima lantaran tak sesuai aturan.

"Masalahnya kalau dilakukan menabrak aturan. Jadi bukannya tidak mau duit rakyat kembali ke rakyat. Bekasi adalah rakyat Jabar juga, tapi kalau memberi kemudahan dengan melanggar regulasi kan tidak memungkinkan," kata Ridwan, Kamis (4/4/2019).

Pemprov Jawa Barat meminta Pemkot Bekasi mencari skema alternatif lain untuk mendapat tambahan anggaran, namun tidak dikaitkan dengab bagi hasil pajak kendaraan.

Ridwan pun juga membuka peluang lain untuk menambah anggaran Pemkot Bekasi. Caranya, dengan memberikan hibah. Namun, hal itu masih dalam kajian Pemprov Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com