Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Keuangan Sakit Stroke, KPU Depok Harap Bantuan Pemerintah

Kompas.com - 23/04/2019, 14:35 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com- Melfendi (38), petugas operator keuangan Komisi Pemilihan Umum Kota Depok terbaring lemah di rumahnya lantaran terserang stroke.

Ketua Komisioner Pemilihan Umum Kota Depok, Nana Sobarna mengatakan, Melfendi diduga mengalami stroke lantaran aktivitasnya pada persiapan pemilu 2019 ini sangat padat.

Nana menceritakan, Melfendi diketahui jatuh sakit  menjelang tiga minggu hari pencoblosan pada 17 April 2019.

Pada saat itu, Melfendi tengah asyik bermain dengan anaknya sepulang dari KPU Depok.

“Nah itu pada malam hari pukul 20.00 WIB pas dia lagi main sama anaknya tiba-tiba saja Melfendi ini kejang-kejang,” ucap Nana di Kantor KPU Depok, Jalan RA Kartini, Pancoran Mas, Selasa (23/4/2019).

Baca juga: 5 Fakta Tragedi Petugas KPPS di Pemilu 2019, Korban Meninggal 91 Orang hingga Demo Tagih Honor

Saat dibawa ke Rumah Sakit Hermina Depok, dokter mendiagosa pembuluh darah Melfendi ada yang pecah sehingga ada gumpalan darah di otak dan terjadi stroke.

Nana mengakui, Melfendi adalah sosok yang ulet dalam pekerjaannya. Ia tak pernah lelah dengan apa yang ia kerjakan, terkadang ia pun hingga lupa waktu makan lantaran sibuknya ia bekerja.

“Kadang kita udah pada mau pulang nih, dia pasti belum pulang dan terus bertahan hingga kerjaannya itu harus tuntas,” ucapnya.

Ia bekerja mengatur seluruh anggaran keuangan yang ada di KPU Depok mulai dari tahun 2015 lalu.

Baca juga: Ketua TPS di Matraman Meninggal, Begini Cerita Keluarga...

Melfendi bekerja sebagai PNS KPU yang bertugas mengatur anggaran laporan keuangan yang dimasukkan di dalam aplikasi yang tersambung dengan kantor pusat.

“Jadi kalau mau acc anggaran dana dari kantor pusat itu harus melalui laporan yang dibuat Melfendi itu dulu dilihatnya di aplikasi,” ucapnya.

Nana mengakui, jatuh sakitnya Melfendi saat itu lantas membuat pekerjaan di kantor KPU Depok sempat terhambat.

Nana mengakui, pekerjaan Melfendi merupakan pekerjaan yang paling vital lantaran mengurusi administrasi keuangan pada pemilu 2019.

“Suasana kantor sempat down karena kehilangan orang yang fungsinya sangat vital ya. Di satu sisi keungan birokrasi harus terhambat karena dia sakit,” ucap Nana.

Baca juga: Kelelahan, Ketua Panita Pemungutan Suara di Depok Masuk Rumah Sakit

Meski demikian, pihaknya pun langsung cepat tanggap mencari orang yang pas untuk menggantikan pekerjaan Melfendi.

Nana mengakui, membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi dan mengajarkan orang yang saat ini menggantikan Melfendi.

“Jadi kami cepat mengganti posisi Melfendi dan perlu membimbing lagi orang ini. Meski perlu waktu lama, penggantinya saat ini sudah bisa beradaptasi lah,” ucapya.

Ia mengatakan, pihaknya pun tengah bersurat ke Pemerintah Pemkot Depok untuk memberikan bantuan pada Melfendi di tengah tugas pemilu 2019 ini ia harus jatuh sakit.

“Kami baru dapat tembusan dari Pemkot Depok akan diundang hari ini untuk membicarakan bantuan biaya dari Gubernur Jawa Barat yang akan diberikan pada Melfendi,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com