Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang yang Ditertibkan di Depok Mengaku Setor Rp 1,5 Juta untuk Sewa Lapak

Kompas.com - 24/04/2019, 20:02 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Bangunan di bahu Jalan Plenongan tepatnya di belakang Stasiun Depok Baru, Kelurahan Lio Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat ditertibkan petugas Satpol Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok, pada Rabu (24/4/2019) sore ini.

Di tengah para petugas yang menertibkan para pedagang tersebut, Wanto, salah satu pedagang makanan, protes.

Ia menganggap pembongkaran tersebut tidak adil lantaran tidak ada pemberitahuan sebelumnya.

Baca juga: DKI Gelar Sayembara Desain Seragam Satpol PP untuk Anak SMK

Menurut dia, kios yang baru ditempati tersebut pun tidak mengganggu ketertiban umum, terutama para pejalan kaki meskipun berdiri di atas trotoar.

“Saya kecewa saja tidak ada pemberitahuan dulu. Saya dagang sudah dari puluhan tahun pas kios di dalam Stasiun Depok Baru, kalau di sini memang baru dibangun tiga bulan lalu. Saya pulang kerja kaget dapet kabar dari istri kiosnya dibongkar,” kata Wanto saat ditemui di lokasi pembongkaran, Rabu (24/4/2019).

Ia mengaku sudah menyetorkan uang kepada koordinator lapak sebesar Rp 1,5 juta untuk menyewa kios tersebut.

“Setahunnya variasi tergantung luas lapaknya, kalau saya Rp 3 juta per tahun ke koordinatornya yang juga pengelola parkir, tetapi karena saya sudah feeling, ini belum permanen, makanya saya bayar Rp 1,5 juta dulu,” ucap Wanto.

Wanto mengatakan, tiap malam ia didatangi oleh koordinator yang menagih uang keamanan dan uang listrik.

“Dimintain uang Rp 5.000 kalau tiap malam buat uang keamanan dan listrik. Kadang juga ditagihin buat lunasin uang kios,” kata dia.

Baca juga: Peserta Pemilu Bisa Ambil Alat Peraga Kampanye yang Ditertibkan Satpol PP

Sementara itu, Emak, istri dari Wanto, mengaku kebingungan setelah kiosnya dibongkar. Dia tak tahu harus berjualan di mana lagi.

“Bingung mau ke mana habis ini di depan ditertibin. Di sini juga, duit udah tidak ada, kios dibongkar juga, begini amat rasanya jadi orang kecil,” kata Emak.

Sebelumnya, Kasi Ketentraman Masyarakat dan Ketertiban Umum (Transmastibum) Satpol PP Depok Agus Muhammad mengatakan, para pedagang tersebut sudah diberikan pemberitahuan sebelumnya sejak Desember 2018 lalu dan telah dilakukan penertiban sebelum ini.

“Kami atas seizin pimpinan melakukan penertiban ini. Kalau misalnya masih seperti ini (berdagang) kami kenakan sanksi tindak pidana ringan (tipiring),” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com