Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Aparat Bekerja Bukan untuk Rezim, tetapi untuk Rakyat!

Kompas.com - 30/04/2019, 17:32 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengatakan, aparat seharusnya dapat memaklumi kegembiraan masyarakat yang sedang melangsungkan pesta demokrasi.

Menurut dia, aparat tidak seharusnya berpihak kepada masyarakat, bukan kekuasaan. 

Hal ini disampaikan Sandiaga menanggapi kericuhan permintaan penurunan baliho Prabowo-Sandi di Desa Limus Nunggal, Cileungsi, oleh Satpol PP Kabupaten Bogor.

"Karena aparat adalah bekerja bukan untuk sebuah kekuasaan atau rezim, tetapi bekerja untuk rakyat. Jadi ada keinginan rakyat memasang baliho ya harus dihormati dan jaga perasaan mereka," kata Sandiaga di Kantor Kelurahan, Kayu Manis, Jakarta Timur, Selasa (30/4/2019).

Baca juga: Sandiaga Sayangkan Satpol PP Bogor Hendak Turunkan Baliho Kemenangan Prabowo

Menurut dia, baliho lain juga harus diturunkan jika baliho bergambar dirinya bersama calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto diturunkan. 

Ia mengatakan, hal ini dikhawatirkan menimbulkan rasa ketidakadilan.

"Jangan sampai suasana yang sudah kondusif setelah pemilu ini dirusak cara-cara yang old. Kita perlu pendekatan zaman now. Zaman now kita biarkan masyarakat, kan, dilindungi undang-undang, mereka menyampaikan aspirasi," ujarnya. 

Baca juga: Dinilai Tak Langgar Aturan, Baliho Kemenangan Prabowo-Sandi Tidak Akan Dicopot

Baliho raksasa bertuliskan ucapan terima kasih dan selamat atas perolehan suara Pasangan Capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi sebagai Presiden dan Wapres RI periode 2019-2024 di Cileungsi Kabupaten BogorDokumen warga Baliho raksasa bertuliskan ucapan terima kasih dan selamat atas perolehan suara Pasangan Capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi sebagai Presiden dan Wapres RI periode 2019-2024 di Cileungsi Kabupaten Bogor
Sebelumnya, warga pendukung Prabowo-Sandiaga di Desa Limus Nunggal, Cileungsi, Kabupaten Bogor, menolak menurunkan baliho berukuran raksasa yang terpasang di depan Perumahan Limus Pratama Regency.

Baliho itu bertuliskan ucapan selamat atas kemenangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2019-2024.

Adapun, petugas Satpol PP Kabupaten Bogor meminta warga menurunkan baliho tersebut karena melangar Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum.

Baca juga: 5 Fakta Baliho Kemenangan Prabowo-Sandi di Cileungsi, Tolak Diturunkan hingga Terjadi Kericuhan

Akibat aksi warga tersebut sempat terjadi kericuhan antara warga dan petugas dari Satpol PP Kabupaten Bogor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com