Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Driver Keluhkan Titik Penjemputan yang Jauh, Ini Kata Pihak Grab

Kompas.com - 06/05/2019, 19:50 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Public Relation Grab Indonesia Andre Sebastian menyatakan, jauh dekatnya titik penjemputan pengemudi driver ojek online tidak ada hubungannya dengan penetapan tarif baru berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2019.

"Setiap kali pelanggan melakukan pemesanan melalui aplikasi Grab, aplikasi akan segera memproses pesanan dengan menggunakan algoritma tertentu untuk melakukan pencarian mitra pengemudi terdekat yang akan mengantarkan pelanggan," kata Andre saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/5/2019).

Ia menanggapi keluhan sejumlah pengemudi Grab yang merasa titik penjemputan menjadi lebih jauh sejak tarif baru diterapkan.

Baca juga: Tarif Baru Ojek Online, Pengendara Keluhkan Jarak Jemput yang Jauh

Menurut Andre, sistem alokasi Grab sudah berjalan optimal, yakni pengemudi yang dialokasikan untuk pelanggan adalah pengemudi yang tersedia pada waktu pemesanan.

Terkait dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2019, Andre mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan monitoring mengenai dampaknya untuk pengemudi.

"Dalam prosesnya jika diperlukan kami akan melakukan langkah-langkah penyesuaian untuk melindungi kesejahteraan mitra dan tingkat kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku," ujar dia.

Sejumlah driver Grab di sekitar kawasan perbelanjaan Mangga Dua Jakarta Utara mengeluhkan jarak penjemputan yang jauh.

Jarak penjemputan kerap kali lebih jauh dari jarak mengantar penumpang tersebut.

Seorang driver ojol bernama Rifki (31) mengeluhkan hal tersebut karena berdampak pada pendapatannya.

"Saya bukan suudzon sama aplikator, tapi ya mempertanyakan saja, kenapa sekarang jemputnya jadi makin jauh? Mau tarifnya naik, keuntungan kami sama aja, karena kebutuhan bensin jadi meningkat," kata Rifki.

Baca juga: Masih Diuji Coba, Aturan Tarif Ojek Online Ditargetkan Rampung Sebelum Idul Fitri

Senada dengan Rifki, driver Grab yang lain bernama Dory (35) mengeluhkan hal serupa.

Kendati demikian, menurut dia, tidak terjadi penurunan penumpang meskipun tarif baru diterapkan.

Bahkan, sejak pemberlakuan tarif baru pada Rabu (1/5/2019) order sempat membeludak.

"Kalau order menurun enggak, bahkan sempat membeludak, hanya lokasi penjemputannya jauh. Jadi pada kewalahan," ucap Dory.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2019 mengatur harga ojol dengan membaginya dalam tiga zona.

Jabodetabek masuk dalam zona II dengan tarif batas bawah Rp 2.000, tarif batas atas Rp 2.500, dan biaya jasa minimal Rp 8.000 hingga Rp 10.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com