Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Bekerja dalam Senyap Setelah Kerusuhan 22 Mei...

Kompas.com - 23/05/2019, 11:27 WIB
Ardito Ramadhan,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerusuhan yang terjadi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, tepatnya di sekitar Kantor Bawaslu RI menyisakan berbagai macam sampah seperti pecahan batu, botol plastik, hingga selongsong gas air mata.

Tak hanya menyisakan sampah, kerusuhan itu juga merusak sejumlah fasilitas, termasuk taman-taman kecil yang biasanya menghiasi bahu Jalan MH Thamrin.

Kamis (23/5/2019) pagi, pasukan warna-warni pun dikerahkan untuk membereskan sisa kerusuhan. Beberapa petugas sudah berada di lokasi sejak azan Subuh belum berkumandang.

"Saya sudah stand by di sini dari jam setengah lima, tadi berangkat dari rumah sekitar jam 4 habis sahur," kata Sugandi, petugas Dinas Lingkungan Hidup yang tinggal di kawasan Tambora.

Baca juga: Pasukan Oranye hingga Pasukan Hijau Gotong Royong Bersihkan Sisa Kerusuhan di Sarinah

Sugandi menuturkan, situasi masih cukup chaos ketika ia datang pagi tadi. Aksi lempar masih terjadi dan pekatnya gas air mata terasa sangat perih.

"Wah perih banget, sesak. Kadang-kadang kita pada saat mengambil sampah itu gas itu masih aktif gitu ya jadi masih perih, asapnya masih tebal banget," kata Sugandi.

Suasana  pasca-kerusuhan di sekitaran Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (23/5/2019). Aksi unjuk rasa berujung ricuh terkait penetapan hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019 oleh KPU terjadi di depan Kantor Bawaslu, berlangsung dari Selasa (21/5/2019) siang dan berlanjut hingga Rabu.ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA Suasana pasca-kerusuhan di sekitaran Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (23/5/2019). Aksi unjuk rasa berujung ricuh terkait penetapan hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019 oleh KPU terjadi di depan Kantor Bawaslu, berlangsung dari Selasa (21/5/2019) siang dan berlanjut hingga Rabu.
Sugandi mengaku kaget ketika pertama tiba di sekitar Sarinah dan melihat sisa-sisa kerusuhan yang masih berserakan. Menurut Sugandi, ini merupakan pengalaman pertamanya membereskan sisa-sisa kerusuhan.

Baca juga: Pasukan Oranye Bersihkan Puing-puing Aksi Massa di Tanah Abang

Berbeda dengan Sugandi, petugas Dinas Lingkungan Hidup DKI yang bernama Rusmana sudah berkali-kali bertugas pasca-pecahnya kerusuhan atau kericuhan.

Oleh karena itu, ia sudah berlapang dada ketika melihat tanaman-tanaman di pinggir jalan rusak akibat terinjak-injak saat kerusuhan pecah.

"Kita sebagai manusia, habis kerja dirusak mungkin ada ya perasaan kesal. Cuman ya mau diapain lagi? Ini kan memang sudah tugas kita," ujar Rusmana.

Baca juga: 6 Fakta Aksi 22 Mei di Bawaslu, Kapolres Tenangkan Massa hingga Pos Polisi Dibakar

Ia pun berharap agar kejadian serupa tak terulang lagi. "Karena kan capek juga, dampaknya ke kita juga nantinya," kata Rusmana.

"Semoga bangsa dan negeri ini sadar dan harapan saya jangan sampai terulang kembali di hari-hari selanjutnya, cukup ini yang terakhir," kata Sugandi yang punya harapan serupa.

Baca juga: Kapolda Metro Jaya Ajak Aksi Massa untuk Damai Sesuai Arahan Prabowo

Sugandi dan Rusmana hanyalah sebagian kecil dari pasukan warna-warni yang tengah membereskan sisa-sisa kerusuhan pada pagi ini.

Dalam senyap, mereka tulus bekerja membuat Jakarta indah kembali setelah diamuk oleh ganasnya massa pada Rabu kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com