KOMPAS.com – Seorang pria bernama Winardi, yang merupakan warga Jalan Haji Komat Dua, Kampung Perigi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat belakangan menjadi bahan perbincangan di media sosial karena mengaku sebagai Imam Mahdi.
Dalam agama Islam, Imam Mahdi diyakini sebagai sosok yang akan muncul di akhir zaman untuk menyelamatkan umat manusia dari fitnah Dajjal.
Keberadaan Muwardi yang mengaku sebagai Imam Mahdi mulai diketahui secara luas setelah undangan acara open house Idul Fitri di Padepokan miliknya diunggah akun Instagram @Infodepok_id, Rabu (29/5/2019) petang.
Dalam undangan tersebut terdapat sebuah kalimat yang menyatakan akan menghadirkan sang pembaharu atau Imam Mahdi, yang tidak lain adalah Winardi.
“Dengan ini kami segenap Keluarga Besar Trisula Weda Indonesia mengundang saudara-saudari di seluruh Indonesia untuk menghadiri Open House bersama Keluarga Besar Trisula Weda dan bertemu langsung dengan Sang Pembaharu (Imam Mahdi),” demikian tertulis dalam undangan berlatar warna hijau tersebut.
Sehari-hari Muwardi dikenal berprofesi sebagai seorang anggota satuan pengamanan (satpam) di salah satu hotel di Jakarta.
Baca juga: Viral, Seorang Satpam Asal Depok Mengaku Sebagai Imam Mahdi
Winardi memiliki sebuah padepokan bernama Trisula Weda berupa mushala berukuran 2x3 meter di samping rumahnya. Mushala itu dicat dengan warna hitam sehingga menyerupai kabah.
Hal ini diakui oleh salah satu pengikut ajaran Trisula Weda, Mahfuzi. Berdasarkan pengakuannya, dalam padepokan itu, ia dan anggota yang lain banyak memperdalam ajaran agama.
"Ya di sini kami belajar, belajar ilmu, tuntunan. Sifatnya lebih untuk mengetahui dan memperdalam ilmu agama. Untuk mengetahui agama yang selurus-lurusnya," kata Mahfuzi.
Sementara itu, menurut keterangan yang diberikan oleh Ketua RW 005 RT 004 tempat Winardi tinggal, Hasan, pengikut Winardi berasal dari berbagai daerah dan tidak ada satu pun yang merupakan warga setempat.
"Pengikutnya di daerah sini tidak ada. Namun pengikutnya ada dari segala daerah," kata Hasan.
Sebelum berubah menjadi padepokan tempat berkumpul para pengikutnya, mushala berbentuk kabah ini dulunya dibangun pada 2013 dan berfungsi sebagai tempat pengobatan alternatif.
Bentuk dan warna mushala ini yang kemudian banyak diprotes oleh masyarakat sekitar.
Setelah cukup membuat keresahan di tengah masyarakat, akhirnya tokoh agama di Kota Depok, seperti Majelis Ulama Indonesia dan Nahdlatul Ulama, mengadakan musyawarah sekaligus memanggil Winardi untuk diajak duduk bersama dan dimintai konfirmasi.