Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Kisah Pria yang Mengaku Imam Mahdi, Ini 5 Faktanya

Kompas.com - 30/05/2019, 17:42 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Musyawarah itu dilakukan di Kantor Kecamatan Sawangan, pada Rabu (29/5/2019) malam.

Hasil musyawarah itu, diputuskan ajaran dan pengakuan yang keluar dari Winardi sebagai sesuatu yang sesat dan keluar dari ajaran agama Islam.

Ketua MUI Kota Depok Dimyati Badruzzaman mengimbau Winardi untuk tidak mengulangi perbuatannya dengan mengaku-ngaku sebagai Imam Mahdi dan memberikan ajaran yang tidak sesuai.

"Apabila terjadi lagi, maka forum juga akan melakukan sikap selanjutnya pada beliau yang akan dikoordinasikan dengan aparat keamanan," ujar Dimyati.

4. Berawal dari mimpi 

Awalnya, Winardi mengaku mendapatkan dan menjalankan tugas yang ia dapatkan dari mimpi dan masih lewat mimpi ia mengaku mendapat anugerah dari Allah SWT.

Dalam mimpi ia mengalami perjalanan roh dari kediamannya di Depok menuju kampung halamannya di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di sana ia bertemu dengan almarhum keluarga juga leluhurnya.

Tak lama, ia mengajak semua keluarga dan leluhur yang ia temui untuk pergi ke Tanah Suci dan melakukan ibadah di Masjidil Haram, seperti tawaf dan jumrah aqabah.

Adapun gelar Imam Mahdi ia akui mendapat secara langsung dari Allah SWT melalui mimpi tersebut.

"Saya menjalankan di waktu malam hari mendapatkan perintah dan kehendak Allah, ini bukan kemauan saya. Pemberian nama Imam Mahdi diberikan oleh Allah SWT. Jadi bukan saya memberikan nama itu," ujarnya.

Baca juga: Berawal dari Mimpi, Winardi Mengaku sebagai Imam Mahdi

5. Minta maaf dan taubat

Atas segala yang telah diperbuatnya, Winardi diminta untuk bertaubat dan kembali pada ajaran Islam berdasarkan Al Quran dan hadis.

Tidak hanya Winardi, para pengikutnya pun diminta untuk meninggalkan ajaran sesat itu.

"Orang yang tak lagi sesuai dengan ajaran hadis maka ini salah, keliru, dan tidak benar. Maka ini ajaran yang menyimpang. Kami meminta agar Winardi bertaubat dan gelar Imam Mahdi agar ditinggalkan. Dan muridnya dapat meninggalkan karena tak sesuai dengan ajaran," ucap Dimyati.

Ia pun menerima permintaan itu dan bertaubat dengan kembali mengucapkan dua kalimat syahadat.

"Alhamdulillah beliau tadi sudah mengaku tobat dan mengucap dua kalimat syahadat. Saya pertegas bahwa beliau sudah mengucap dengan tegas bahwa beliau bukan Imam Mahdi," ujar Dimyati.

Sementara itu Winardi menyatakan permintaan maafnya secara langsung di hadapan tokoh agama dan masyarakat. Ia meminta maaf telah membuat situasi yang tidak nyaman di tengah masyarakat.

"Saya Winardi. Malam hari ini mengaturkan mohon maaf, khususnya baik ulama atau tokoh agama di Sawangan dan Depok juga masyarakat, apabila merasa resah," tutur Winardi.

"Mohon maaf bilamana terjadi kesalahan dan ketidakstabilan di masyarakat," ucapnya.

Ia juga akan mengubah warna cat mushala miliknya agar tidak lagi menyerupai kabah dan menimbulkan salah paham di antara warga.

Baca juga: Mengaku Imam Mahdi, Pria Depok Meminta Maaf dan Menutup Padepokannya

(Kompas.com/Cynthia Lova)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com