Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah Petogogan Jelaskan Kronologi Cekcok Warga dengan Ormas karena THR

Kompas.com - 31/05/2019, 16:00 WIB
Walda Marison,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Petogogan Sarwanto mengakui wilayahnya didatangi sekelompok orang yang tergabung dalam ormas untuk meminta Tunjangan Hari Raya (THR).

Salah satu contohnya, ormas yang meminta THR ke warga di RW 001 Petogogan, Jakarta Selatan

"Enggak sering juga sih, cuma pas kebetulan saja lebaran dia minta, cuma cara mintanya sama Pak RW mungkin agak kurang enggak enak kali," ujar Sarwanto, Jumat (31/5/2019).

Baca juga: Berawal dari Minta THR, Ormas Cekcok dengan Warga Petogogan

Dia mengatakan, baru kali ini ada cekcok antara warga RW 001 dengan ormas tersebut.

Percekcokan tersebut terjadi pada Kamis (30/5/2019).

Cekcok berawal ketika pihak ormas meminta THR kepada pihak Telkom yang tengah memasang kabel di wilayah RW 001.

Baca juga: Ferry Maryadi Mengaku Siapkan THR dengan Angka Fantastis

Merasa keberatan dengan hal tersebut, pihak Telkom melaporkan ke ketua RW. Namun, saat akan dimediasi ketua RW, cecok mulut terjadi.

"Iya minta (THR) ke Telkom, bukan ke RW. Cuma kebetulan Telkom pasang kabel ada di RW 001. Maksudnya Pak RW mau menyelesaikan supaya jangan minta-minta (THR) begitulah. Mungkin salah paham," katanya. 

Namun, Sarwanto mengatakan, permasalahan tersebut telah diselesaikan secara musyawarah pada Kamis malam.

Baca juga: Babe Cabiita Antisipasi Protes Keponakan soal THR

Pihak Lembaga Musyawarah Kelurahan Petogogan sudah turun tangan menengahi masalah tersebut.

"Enggak ada kerusuhan sih, musyawarah saja. Sudah selesai, cuma salah paham saja katanya sih," ujar Sarwanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com