Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 7 Tahun Surati Kapolri hingga Menteri Perdagangan untuk Lawan Sedotan Plastik

Kompas.com - 01/06/2019, 04:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Dian Maharani

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com – Seorang anak bernama Alvin Leonard (7), atau yang biasa disapa Apin, rupanya tak main-main dengan kampanye melawan penggunaan sedotan plastik yang ingin ia galakkan.

Dia bahkan menyurati langsung Kapolri Tito Karnavian soal ajakannya melawan sedotan plastik.

Surat itu ditulis di balik poster kampanye yang ia gambar sendiri.

Buat Kapolri Bapak Tito Karnavian. Aku Apin. Pak Kapolri, bisakah bantu aku menjaga kebersihan dan memberi tahu orang-orang untuk tidak pakai sedotan plastik? Pakai sedotan stainless saja. Soalnya banyak restoran pakai sedotan plastik. Terima kasih. Apin,” tulis Apin dalam surat tersebut.

Baca juga: Apin, Bocah 7 Tahun yang Getol Kampanye Lawan Sedotan Plastik

Surat yang ditujukan untuk Tito Karnavian itu telah diterima dan distempel oleh staf Sekretariat Umum Mabes Polri pada 10 Mei 2019 silam.

Hal ini seakan jadi bukti bahwa Apin tidak hanya ingin mengajak orang-orang terdekatnya menghindari pemakaian sedotan plastik, melainkan juga khalayak luas.

“Tadinya dia mau bikin poster sebanyak-banyaknya buat ditempel di mana-mana. Nah, ‘di mana-mana’ ini kan yang repot,” ujar Ester Indahyani Jusuf (48), ibunda Apin, ditemui Kompas.com di Universitas Indonesia, Depok, Jumat (31/5/2019) siang.

Baca juga: Menteri Susi: Stop Penggunaan Sedotan Plastik

“Masalahnya, tadinya dia mau kasih satu-satu ke polisinya. Akhirnya kita ajarin struktur, kalau ada apa-apa, cari pemimpinnya,” jelas Jusuf Budi Santoso, ayah Apin.

Poster ajakan melawan pemakaian sedotan plastik yang dibuat oleh Alvin Leonard (7) atau yang akrab disapa Apin.KOMPAS.com/Vitorio Mantalean Poster ajakan melawan pemakaian sedotan plastik yang dibuat oleh Alvin Leonard (7) atau yang akrab disapa Apin.

Akrhinya, Apin, dengan nalar seusianya, berhasil mengidentifikasi beberapa pihak yang perlu ia jadikan sasaran kampanye. Selain Polri, ia pun menyasar perusahaan Go-jek yang menyediakan layanan pesan antar makanan dan minuman.

“Aku kasih ke Go-jek soalnya Go-jek suka antar minuman, supaya (pengemudi) Go-jek enggak usah ambil sedotan plastiknya,” kata Apin.

Baca juga: Jelang Lebaran, KLHK Ingatkan Pemudik soal Sampah Plastik dan Makanan

Terakhir, Apin menyurati Menteri Perdagangan RI Enggartriasto Lukita. Tak main-main, dalam suratnya yang ditulis tangan itu Apin meminta agar Enggar menyetop suplai sedotan plastik di berbagai gerai.

Buat Menteri Perdagangan Indonesia, Bapak Enggartriasto Lukita. Namaku Apin. Tolong Pak Menteri untuk tidak pakai sedotan plastik biar tidak merusak lautan. Tolong supaya warung, mini market, supermarket, dan pabrik dilarang jualan sedotan plastik. Terima kasih, Apin.”

Sebelumnya, Apin memang senantiasa memberikan selembar poster berukuran A3 yang berisi ajakan “Jangan pakai sedotan plastik!” setiap kali bertemu dengan beberapa orang dewasa.

 

Baca juga: Kabar Buruk, Sampah Plastik Cemari Dasar Lautan Terdalam di Dunia

Dalam poster tersebut, tampak jelas guratan pensil warna yang ia gunakan. Ada pula sosok seekor hiu dengan ilustrasi sampah plastik tertimbun di perutnya.

Poster jadi media kampanye bagi Apin sejak pertama kali menggencarkannya pada awal Mei 2019.

Dia pun tak malu-malu mengajak berfoto orang yang ia berikan poster tersebut sebagai simbol ajakan berkampanye bersama dirinya melawan pemakaian sedotan plastik.

“Aku ada dua puluh poster,” pungkas Apin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com