Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bang Jack, Polisi yang Pernah Dikira Penjahat hingga Tertembak 11 Peluru

Kompas.com - 07/07/2019, 07:09 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian orang mungkin tak percaya bahwa pria berambut gondrong pirang ini adalah seorang anggota polisi. Tubuhnya tinggi dan dia selalu berpakaian nyentrik dengan mengenakan topi atau kacamata hitam.

Pria berambut gondrong itu adalah seorang anggota Subdit Jatanras, Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Namanya adalah Aiptu Jakaria atau akrab disapa Bang Jack. Sementara itu, Bang Jack juga dikenal dengan nama Jacklyn Choppers. 

Rekam jejak Bang Jack dalam menangkap tersangka tindak pidana sudah tak perlu diragukan lagi.

Sejumlah kasus besar pernah ia ungkap, di antaranya penangkapan pria berinisial HS yang mengancam memenggal kepala Presiden Joko Widodo dan tersangka pembunuhan satu keluarga di Bekasi.

Baca juga: Begini Cerita Lengkap Kasus Polisi Keluarkan Pistol Marahi Warga di Bandung

Ditemui Kompas.com di ruangannya di gedung Jatanras, Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Sabtu (6/7/2019), Bang Jack berbagi cerita tentang profesinya sebagai polisi.

Ia mengaku sempat tak dikenali sebagai anggota polisi kala ia menjalani pengobatan di sebuah rumah sakit di wilayah Bandung, Jawa Barat tahun 2006 silam.

Dokter dan perawat di rumah sakit tersebut mengira, Bang Jack adalah tersangka tindak pidana yang mengalami luka akibat tembakan aparat kepolisian.

"Pernah lah ada kejadian lucu saat gue terkena luka tembak dan dibawa ke rumah sakit. Tersangka yang kita tangkap juga dibawa ke rumah sakit. Tersangkanya diletakkan di tempat tidur, sementara gue ditaruh di bawah aja," ujar Bang Jack.

"Mungkin karena gue mempunyai tato ya, wajah gue juga begini jadinya gue diduga tersangka. Sementara tersangka yang kita tangkap diduga anggota polisi," lanjutnya.

Saat itu, ia mengalami luka tembak di tubuhnya ketika berusaha menangkap tersangka perampokan mesin pengisi ATM Rp 2,8 miliar di Cawang, Jakarta Timur.

Sementara, lokasi penangkapan tersangka berada di wilayah Bandung, Jawa Barat.

Sempat terjadi baku tembak antara tersangka dan aparat kepolisian. Akibatnya, ada delapan peluru yang ditembakkan tersangka kepada Bang Jack.

"Saat kita menangkap tersangka, kita terlibat baku tembak. Gue terkena 11 peluru, yakni bagian dada daerah jantung ada 2, bagian hati ada 1, perut sebelah kiri ada 2, perut sebelah kanan ada 2 juga, di atas perut ada 1, dan 3 peluru di lengan bagian kiri," jelas Bang Jack.

"Tiga peluru di bagian lengan enggak bisa diangkat karena sudah hancur dan menyatu dengan tulang. Tangan gue harus diamputasi, tapi gue menolak. Alhamdulillah sampai sekarang gue masih bisa hidup dan tangan gue masih bisa digerakkan," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com