Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak Keluarga Tidak Akan Bawa Kasus Paskibraka Tangsel Meninggal ke Jalur Hukum

Kompas.com - 02/08/2019, 20:51 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Farid Abdurrahman (42) mengaku tidak akan membawa kasus meninggalnya paskibraka asal Tangerang Selatan, Aurellia Qurratuaini, ke jalur hukum. Dia mengaku ikhlas putri kesayangannya itu menghadap Sang Pencipta.

Namun, dia berharap kasus yang menimpa putrinya ini menjadi pelajaran dan pembenahan pihak terkait yang terlibat dalam melatih para paskibraka Tanggerang Selatan.

"Secara langkah hukum ini tidak akan kita lakukan prosedur tindakan. Akan tetapi tindakan untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh itu sudah kita sampaikan ke Ibu Wali Kota Tangsel bahwa harus dilakukan evaluasi," ucap dia saat ditemui di rumahnya di perumahan Taman Royal II, Tangerang Kota, Jumat (2/8/2109).

Baca juga: Ayah Ceritakan Malam Terakhir Sebelum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel Meninggal

Dia mengaku sudah memberikan masukan kepada Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany terkait sistem pelatihan paskibraka. Termasuk usul menyediakan tim medis untuk para anggota paskibraka.

"Alhamdulillah mulai tadi sudah ditindak lanjutin oleh Bu Wali Kota, Bu Airin. Saya sudah dapat laporan dari orangtua anggota paskibra yang lain bahwa sudah standby petugas medis di lokasi," kata dia.

Kembali menekankan, dia berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar pihak yang terlibat dalam melatih para paskibraka tidak menerapkan latihan yang esktrem sehingga berujung anggota yang meninggal dunia.

"Kami harapkan dengan adanya kejadian ini sebagai pengalaman sebagai hal yang wajib mereka (pihak pelatih Paskibraka) evaluasi bawah tindakan seperti ini akan berakibat sangat fatal. Baik dari peserta sendiri maupun bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Farid.

Baca juga: Cerita Ayah Paskibraka asal Tangsel yang Meninggal, Ada Hukuman Berlebihan dari Senior

Sebelumnya, Aurellia Qurratuaini diketahui meninggal dunia pada Kamis, (1/8/2019) pukul 04.00. Sebelum meninggal, Aurellia yang juga anggota Paskibraka Tanggerang Selatan sempat menjalani latihan yang cukup berat.

Selama latihan, Aurellia dan beberapa anggota paskibraka lainya kerap disuruh push up dengan tangan dikepal, memakan jeruk berserta kulit-kulitnya hingga menulis buku diary oleh para seniornya.

"Kemudian senior memberikan tugas tambahan tugas tambahan ini yang membuat psikologis makin drop. Seperti dia harus membuat buku diary setiap hari, dia harus ngisi padahal dia sudah capek kegiatan pagi sampai malam," tambah Farid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com