Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro dan Kontra Pengguna Jalan Tanggapi Perluasan Ganjil Genap

Kompas.com - 07/08/2019, 17:22 WIB
Dean Pahrevi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perluasan sistem pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap akan mulai diterapkan pada 9 September 2019 mendatang. Artinya, penilangan juga akan dilakukan pada tanggal 9 tersebut.

Sebanyak 25 ruas jalan akan diterapkan sistem ganjil genap. Sebagian besar di antaranya merupakan ruas jalan yang sudah diterapkan sistem ganjil genap pada Asian Games 2018 lalu.

Pemberlakuan kebijakan itu pun menuai pro dan kontra di kalangan pengendara roda empat.

Saryo, warga Bekasi Utara yang kerap melintas di Jalan Pramuka, mengaku setuju dengan perluasan ganjil dan genap itu. Adapun, Jalan Pramuka merupakan salah satu yang akan diterapkan ganjil genap. 

Menurut Saryo, perluasan itu dapat mengurangi kemacetan di Jakarta.

"Saya setuju saja sih jalan di mana-mana sekarang macet tuh. Bagus lah, saya sering lewat sini (Jalan Pramuka) untuk beli obat dan pisang kan saya jualan pisang. Ya nanti ikuti aturan saja lah," kata Saryo di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (7/8/2019).

Baca juga: Ini Angkutan Umum yang Beroperasi di 25 Ruas Jalan Perluasan Ganjil Genap

Saryo pun memiliki cara khusus ketika mobilnya tidak bisa melintas Jalan Pramuka karena terbentur sistem ganjil-genap. Dia akan melintas jalan yang tidak diterapkan sistem ganjil-genap untuk menuju tujuannya di Jalan Pramuka.

"Saya lihat situasi saja, kan pukul 06.00 WIB sampai 10.00 WIB ya, saya jalan dari Bekasi mepet-mepet habis saja atau saya lewat jalan alternatif lain kan bisa. Ya pokoknya ikuti aturan saja," ujar Saryo.

Berbeda dengan Saryo, Komar warga Jatiasih mengeluhkan perluasan sistem ganjil-genap itu. Komar yang merupakan pengusaha obat merasa akan kesulitan karena harus tiap hari menuju Jalan Pramuka.

Baca juga: Pengamat: Perluasan Ganjil Genap di DKI Picu Warga Beralih Gunakan Motor

"Setuju enggak setuju sih, repot juga soalnya saya tiap hari ke sini buat belanja obat. Nanti repot kalau ada ganjil-genap. Tapi di sini memang macetnya parah sih," ujar Komar.

Meski menolak, Komar mengaku akan tetap mematuhi aturan itu. Namun dia menyarankan kepada pemerintah agar memberikan rute alternatif untuk masyarakat saat sistem ganjil-genap diterapkan.

Sebelumnya, sebanyak 25 ruas jalan akan diberlakukan perluasan sistem ganjil genap, dari sebelumnya hanya 9 ruas jalan.

Sosialisasi ganjil genap dimulai dari 7 Agustus hingga 8 September 2019.

Kemudian, uji coba di ruas jalan tambahan dimulai dari 12 Agustus sampai 6 September 2019.

Sementara pemberlakuan ganjil genap dengan tilang dimulai 9 September 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com