Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mabes Polri Kembangkan Sistem Informasi untuk Pastikan Jumlah Korban Sebuah Bencana

Kompas.com - 10/09/2019, 17:35 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri mengembangkan sistem data dan informasi untuk memastikan jumlah korban meninggal dalam suatu peristiwa.

Data hasil identifikasi korban meninggal itu akan digunakan oleh instansi-instansi terkait sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran data.

Kabid DVI Pusdokkes Polri Komisaris Besar Lisda Cancer mengatakan, data menjadi hal yang krusial bagi operasi tim DVI Polri ketika menghadapi suatu peristiwa, khususnya yang berkaitan dengan jumlah korban banyak.

Baca juga: Polda Jatim Siagakan Tim Disaster Victim Identification di Crisis Centre AirAsia

Lisda menyebutkan, perbedaan data jumlah korban meninggal yang dirilis tiap-tiap instansi disebabkan belum adanya platform untuk pelaporan orang meninggal.

"Apalagi kalau korbannya banyak, itu banyak sekali instansi mengeluarkan data. Nah ini kadang-kadang datanya tidak sama. Misal instansi A mengeluarkan data jumlah korban meninggal 1.000 orang, instansi B 1.500 orang. Nah ini kan menimbulkan pertanyaan kenapa tidak sama, masyarakat juga kan ingin tahu," kata Lisda saat peluncuran platform Data dan Informasi Disaster Victim Identification (DI-DVI), di Bogor, Selasa (10/9/2019).

Lisda menjelaskan, mekanisme kerja dari sistem data itu adalah satu pintu. Artinya, Polri bertugas mengolah data korban dalam suatu kejadian yang nantinya bisa digunakan oleh siapa saja.

Ia menambahkan, saat ini masyarakat sudah bisa mengakses data tersebut melalui website dvi-indonesia.polri.go.id.

Baca juga: Tim DVI Polri Identifikasi 11 Jenazah Korban Longsor Sukabumi

"Data ini bisa diakses siapa saja, sifatnya realtime. Ini sudah bisa diaplikasikan," kata Lisda.

Semua data yang telah diolah tim DVI sudah terhubung dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).

"Jadi kami ini ngolah data mentahnya, artinya kalau ada orang meninggalnya 100 ya 100 data. Nanti data matangnya ini yang akan diambil oleh BNPB, Kementerian Kesehatan. Sedangkan Disdukcapil ini berhubungan dengan data antemortem (sebelum meninggal)-nya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com