JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah tidak ada lagi kegiatan pembakaran arang dan peleburan alumunium di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara, Suku Dinas Lingkungan Hidup tetap memasang stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) mobile di SDN 07 Cilincing.
Kasie Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara Suparman mengatakan, pihaknya memasang SPKU untuk menghilangkan trauma warga.
"Kami akan pastikan kalau memang udara tidak ada efeknya akan kami sebarkan ke masyarakat. Ini sekarang sudah sangat bagus, layak, itu saja. Hanya trauma warga yang kemarin-kemarin biar hilang dengan data dari alat ini. Kami share ke warga," jelas Suparman di SDN 07 Cilincing, Jumat (20/9/2019).
Baca juga: Sudin LH Pasang Alat Pemantau Kualitas Udara di SD 07 Cilincing
Ia menjelaskan pihaknya akan menyiagakan SPKU di lokasi tersebut selama 14 hari ke depan. Data yang dihasilkan oleh alat senilai Rp 9,5 miliar ini nantinya akan dibandingkan dengan data sebelumnya, atau pada saat industri arang batok dan peleburan alumunium masih beroperasi.
Nantinya, data dari SPKU ini akan disebar luaskan kepada masyarakat.
Dengan begitu, warga bisa memantau langsung perbaikan kualitas udara sejak tidak beroperasinya industri rumahan pembakaran arang dan peleburan aluminium tersebut.
"Nanti kan ada parameter, apa sudah terlampaui atau belum," ujarnya.
Baca juga: Tangis yang Mengiringi Pembongkaran Industri Pembakaran Arang di Cilincing...
Sebelumnya diberitakan, warga Cilincing mengeluhkan keberadaan industri arang batok dan peleburan aluminium yang berdiri di Jalan Inspeksi Cakung Drain tersebut.
Bahkan seorang guru SD 07 Cilincing sampai menderita pneumonia yang diduga karena terlalu sering menghirup asap dari puluhan industri rumahan tersebut.
Keresahan warga Cilincing berujung pada disegelnya industri peleburan alumunium oleh kepolisian pada Selasa (17/9/2019) dan pembongkaran cerobong pembakaran arang pada Kamis (19/9/2019)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.