JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sebagian warga Cilincing, Jakarta Utara, langit pada hari Kamis (19/9/2019) mungkin lebih cerah dari hari-hari sebelumnya.
Pasalnya, industri pembakaran arang dan peleburan arang yang selama ini mencemari udara mereka sudah tidak lagi beroperasi.
Namun, bagi para pemilik industri, hari itu adalah kelabu. Mereka terpaksa membongkar sendiri cerobong asap yang sudah puluhan tahun jadi tempat mengadu nasib.
Hari itu lebih gelap ketimbang berada di tengah asap.
Air mata para pemilik industri rumahan itu sudah tumpah ketika ratusan aparat pemerintah datang ke lapak milik mereka pada Kamis (19/9/2019) pagi.
Haji Bahar, salah seorang pemilik usaha arang batok langsung memeluk Camat Cilincing Muhammad Alwi begitu ia turun dari mobilnya.
Tak begitu jelas apa yang dia katakan kepada Camat dalam pelukan. Suaranya begitu sendu membuat kata yang keluar sulit dipahami.
Bahar sebenarnya mengaku siap menuruti apa yang diminta pemerintah. Namun yang membuatnya menangis ialah mengingat nasib para buruh yang bekerja padanya.
Baca juga: Industri Arang di Cilincing dari Ancaman Kesehatan sampai Penutupan Pabrik
"Saya punya pekerja kan 75 orang, tapi kalau enggak kerja mau makan apa mereka," kata Bahar kepada wartawan di lokasi.
Pria ini mengaku sudah menjalankan usaha pembakaran arang batok sejak tahun 2003 di lokasi tersebut. Waktu itu, belum ada satu pun warga yang bermukim di sana. Menurutnya, warga lah yang mendekat ke lokasi penuh asap tersebut.
Dulunya, ia bersama 22 pengusaha arang batok lain bisa dengan bebas melakukan pembakaran selama 24 jam.
Namun beberapa tahun belakang mereka terus mendapat protes.
Awalnya warga meminta mereka untuk memasang cerobong asap. Bahar pun menurut. Ketika warga meminta untuk mengurangi jam operasi jadi pukul 18.00-06.00 WIB, Bahar juga menurut. Hingga akhirnya kemarin, mereka diminta untuk membongkar tempat usaha mereka.
Meski begitu, Bahar masih yakin bahwa pemerintah akan memberikan solusi terbaik bagi mereka yang mengadu nasib di sana.
"Saya menurut saja sama pemerintah, saya jamin dari hari ini tidak ada pembakaran," ujar Bahar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.