Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Percakapan Istri dan Selingkuhan Saat Rencanakan Pembunuhan Suaminya

Kompas.com - 03/10/2019, 17:59 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi merekonstruksi adegan perencanaan pembunuhan yang dilakukan Bayu Hiyas Sulistiawan (33) dan YL (40), terhadap suami YL yakni VT, Kamis (3/10/2019).

Kanit Reskrim Polsek Kelapa Gading AKP Made Oka memerintahkan tersangka tersebut memeragakan ulang kejadian saat mereka merencakan pembunuhan VT menggunakan sianida.

Selain gerakan, Oka juga memerintahkan Bayu dan YL untuk menyebutkan ulang apa yang mereka ucapkan kala itu.

Dalam adegan pertama, kedua tersangka itu memeragakan adegan ketika YL mencurahkan perasaannya saat suaminya itu berselingkuh dengan wanita lain.

Percakapan itu dimulai dari pertanyaan Bayu.

"Bagaimana hubungan kamu dengan suamimu?" tanya Bayu kepada YL.

"Kelihatannya baik-baik saja, tapi kenyataannya tidak seperti itu. Di rumah juga sudah tidak harmonis lagi," jawab YL.

Baca juga: Tipu YL, Selingkuhan Minta 3.000 Dollar Singapura Beli Sianida Seharga Rp 240.000

Percakapan itu berlangsung di depan sebuah televisi yang menyala. Saat itu muncul tayangan mengenai sebuah kasus pembunuhan.

Dari sana lah muncul ide di pikiran Bayu untuk menghabisi nyawa VT. Cara pertama yang terpikirkan olehnya adalah menggunakan sianida.

"Apa mau coba cari racun sianida?" ujar Bayu saat menyampaikan ide jahatnya tersebut.

"Dari mana? Emang gampang dapatnya sianida?," balas YL dengan nada datar.

"Saya coba cari," tutur Bayu kemudian.

"Nanti kalau ketahuan bagaimana?" ucap YL.

"Gampang, itu pikir belakangan," kata Bayu untuk meyakinkan YL.

Baca juga: Polisi Gelar Rekonstruksi Peracikan Sianida Kasus Percobaan Pembunuhan Suami oleh Istri dan Selingkuhan

Setelah itu adegan beranjak ketika Bayi meminta uang 3.000 dollar Singapura kepada YL untuk membeli sianida tersebut. YL lantas mencuri kartu ATM suaminya dan menyerahkannya kepada Bayu berikut kata sandi.

Uang itu lalu dicairkan Bayu di Singapura. Namun ia baru membeli sianida saat dia pulang ke Tanah Air. Sianida itu dibeli Bayu secara online.

Tapi sianida itu ternyata tak jadi mereka gunakan karena YL takut memberikan racun itu ke suaminya.

Mereka kemudian merancang rencana baru dengan menyewa dua orang pembunuh bayaran. Namun, adegan ini belum direkonstruksi karena dua pembunuh bayaran berinisial BK dan HER itu belum tertangkap.

Adapun terhadap kedua pelaku, polisi menyangkakan dengan Pasal 340 KUHP juncto Pasal 53 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dengan hukuman maksimal kurungan seumur hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com