Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Bedeng di Tengah Puing, Saksi Perjuangan Warga Kampung Akuarium 3 Tahun Pasca Digusur Ahok

Kompas.com - 09/10/2019, 20:18 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurang lebih sudah tiga tahun delapan bulan sejak Kampung Akuarium, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara digusur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang kala itu dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 11 April 2016

Ratusan warga terdampak akibat penggusuran yang dilakukan Ahok kala itu.

Rencana awalnya penataan kawasan itu disesuaikan dengan rencana induk penataan kawasan Kota Tua yang diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 36 Tahun 2014. Kampung Akuarium akan terintegrasi dengan Museum Bahari dan Masjid Luar Batang.

Namun, penemuan cagar budaya di sana membuat eksekusi penataan kawasan menjadi lama.

Baca juga: Tahun Depan, Anies Bangun Kembali Kampung Akuarium yang Digusur Ahok

Kampung yang sudah rata dengan tanah itu dibiarkan begitu saja. ujung-ujungnya warga lama Kampung Akuarium datang membangun bedeng dan tenda di lahan kosong itu.

Salah satu warga yang tinggal di bedeng itu adalah adalah Dharma Diani.

"Setelah digusur jelas nge-drop tinggal di bedeng," kata Dharma saat ditemui wartawan di Kampung Akuarium, Rabu (9/10/2019).

Dharma menceritakan bahwa saat itu ia dan warga-warga lainnya harus berjuang hidup tanpa aliran air bersih, sanitasi, dan listrik.

Aktivitas warga di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (9/10/2019). Pemprov DKI akan membangun kembali Kampung Akuarium pada tahun 2020.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Aktivitas warga di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (9/10/2019). Pemprov DKI akan membangun kembali Kampung Akuarium pada tahun 2020.

Padahal, sebelum digusur, hidup Dharma sangat berkecukupan. Ia memiliki sebuah rumah tinggal bertingkat. Lantai dasar rumahnya ia jadikan sebagai warung tempat menjual sembako, gas dan lain-lain.

Ia juga memiliki beberapa kontrakan untuk disewakan kepada warga yang ingin mengontrak di perkampungan pinggir laut tersebut.

Dharma kemudian menceritakan bagaimana stres dan depresinya warga hidup di bawah tenda dan bedeng. Belum lagi banyak di antara mereka yang harus kehilangan pekerjaan.

"Jadi banyak yang tekena penyakit darah tinggi, TBC, apa segala macam. Dokter bilang ya itu karena stres," ucapnya.

Baca juga: Riwayat Kampung Akuarium, Digusur Ahok, Kini Akan Dibangun Ulang Anies

Bahkan, kata Dharma, sempat ada warga Kampung Akuarium yang meninggal akibat sakit selama tinggal di bedeng dan tenda.

Kondisi itu berubah ketika Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI. Ia membangun 90 selter dari Januari dan siap ditempati pada Maret 2018.

Selter memiliki luas 3,5x 6,5 meter persegi dan dibangun berbahan dasar tripleks pada bagian dinding, sedangkan tiang dan atap rumah menggunakan baja ringan. Langit-langit rumah dilapisi dengan bahan penyerap panas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com