Salin Artikel

Rumah Bedeng di Tengah Puing, Saksi Perjuangan Warga Kampung Akuarium 3 Tahun Pasca Digusur Ahok

Ratusan warga terdampak akibat penggusuran yang dilakukan Ahok kala itu.

Rencana awalnya penataan kawasan itu disesuaikan dengan rencana induk penataan kawasan Kota Tua yang diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 36 Tahun 2014. Kampung Akuarium akan terintegrasi dengan Museum Bahari dan Masjid Luar Batang.

Namun, penemuan cagar budaya di sana membuat eksekusi penataan kawasan menjadi lama.

Kampung yang sudah rata dengan tanah itu dibiarkan begitu saja. ujung-ujungnya warga lama Kampung Akuarium datang membangun bedeng dan tenda di lahan kosong itu.

Salah satu warga yang tinggal di bedeng itu adalah adalah Dharma Diani.

"Setelah digusur jelas nge-drop tinggal di bedeng," kata Dharma saat ditemui wartawan di Kampung Akuarium, Rabu (9/10/2019).

Dharma menceritakan bahwa saat itu ia dan warga-warga lainnya harus berjuang hidup tanpa aliran air bersih, sanitasi, dan listrik.

Padahal, sebelum digusur, hidup Dharma sangat berkecukupan. Ia memiliki sebuah rumah tinggal bertingkat. Lantai dasar rumahnya ia jadikan sebagai warung tempat menjual sembako, gas dan lain-lain.

Ia juga memiliki beberapa kontrakan untuk disewakan kepada warga yang ingin mengontrak di perkampungan pinggir laut tersebut.

Dharma kemudian menceritakan bagaimana stres dan depresinya warga hidup di bawah tenda dan bedeng. Belum lagi banyak di antara mereka yang harus kehilangan pekerjaan.

"Jadi banyak yang tekena penyakit darah tinggi, TBC, apa segala macam. Dokter bilang ya itu karena stres," ucapnya.

Bahkan, kata Dharma, sempat ada warga Kampung Akuarium yang meninggal akibat sakit selama tinggal di bedeng dan tenda.

Kondisi itu berubah ketika Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI. Ia membangun 90 selter dari Januari dan siap ditempati pada Maret 2018.

Selter memiliki luas 3,5x 6,5 meter persegi dan dibangun berbahan dasar tripleks pada bagian dinding, sedangkan tiang dan atap rumah menggunakan baja ringan. Langit-langit rumah dilapisi dengan bahan penyerap panas.

Pemprov DKI juga membangun 16 pintu toilet untuk satu blok, 8 toilet untuk laki-laki, dan 8 toilet untuk perempuan.

Meski berbanding jauh dengan rumahnya sebelumnya, Dharma bersyukur akhirnya dirinya bisa tinggal di tempat yang lebih layak.

"Kalau dibandingkan Selter ini paling fasilitasnya 50 persen dari rumah lama saya. Dulu saja rumah saya pakai AC. Tapi kalau bedeng jauhlah," ucapnya.

Topas, warga Kampung Bahari lainnya menuturkan bahwa selter yang ia tempati saat ini jauh lebih layak daripada setelah penggusuran.

Hanya saja selter yang berdinding triplek membuat privasi masing-masing keluarga yang tinggal di sana cukup terganggu.

"Jadi apa yang kita lakukan kedengaran tetangga," kata Topas.

Selain itu, kata dia, meski toilet yang dibangun Pemprov cukup banyak, tetap saja mengurangi kenyamanan warga yang tinggal.

Mereka harus berjalan keluar rumah untuk buang air ataupun mandi. Belum lagi ada potensi mengantre setiap kali ingin menggunakan toilet.

"Tapi makin kemari, warga sudah mulai terbiasa lah," ujar Topas.

Kondisi selter itu memang belum bisa dikatakan layak sebagai hunian. Tetapi, warga menganggap tempat yang mereka tempati saat ini sebagai sebuah harapan tindak lanjut dari Pemprov.

"Ya buktinya kita sudah dibikin KTP, semua fasilitas mulai dari kebersihan, program-program kelurahan, kecamatan, kita udah dapat semua," kata Dharma.

Dan seolah mimpi jadi kenyataan, Pemprov akan membangun hunian permanen berbentuk rumah lapis bagi mereka pada 2020 mendatang.

Mereka berharap hunian itu bisa segera dibangun dan selesai secepatnya. Karena, warga kampung akuarium sudah lelah tinggal di lokasi sementara.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/09/20182711/rumah-bedeng-di-tengah-puing-saksi-perjuangan-warga-kampung-akuarium-3

Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke