Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dua Mahasiswa Unkris, Mengaku Dianiaya Polisi dan Beranikan Diri Lapor ke Propam

Kompas.com - 15/10/2019, 08:15 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian saat aksi unjuk rasa di Kompleks Parlemen Senayan kembali terdengar. Kali ini, korban penganiayaan tersebut merupakan mahasiswa Universitas Krisnadwipayana.

Mereka adalah Gusti Aji Pangestu dan Mohammad Yoverly yang mengaku dianiaya ketika berusaha lari dari kejaran aparat kepolisian saat aksi unjuk rasa berakhir rusuh pada 24 September 2019 lalu.

Gusti Aji menceritakan, kala itu, dia dan Yoverly terpisah dari rombongan mahasiswa Unkris lainnya.

Awalnya, rombongan mahasiswa Unkris sepakat untuk berkumpul di kawasan Bendungan Hilir usai menggelar aksi demo.

Kendati demikian, keduanya terpisah hingga berada di fly over Ladokgi.

"Kejadiannya di sekitar JCC. Kita ke sana karena ada gas air mata. Kita terpencar dengan teman-teman, lalu kabur ke sana (JCC Senayan) supaya tidak terkena gas air mata," kata Gusti Aji kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2019).

Saat itu, aparat kepolisian mulai menyisir lokasi guna mencari dalang kerusuhan. Mereka pun mencoba melarikan diri dan mencari jalan untuk kembali berkumpul bersama mahasiswa Unkris lainnya.

Baca juga: Dua Mahasiswa Unkris Mengaku Jadi Korban Penganiayan Polisi Saat Aksi Demo 24 September

Ketika mereka tengah melarikan diri, tiba-tiba seorang anggota polisi memanggil.

Anggota polisi itu mengancam untuk menembak kaki Gusti dan Yoverly ketika mereka tetap berlari. Polisi tersebut menduga keduanya merupakan oknum yang menyebabkan kerusuhan.

Dalam keadaan panik dan ketakutan, kedua mahasiswa tersebut memutuskan untuk menyerahkan diri kepada polisi.

"Kebetulan ada satu polisi yang melihat saya berdua. Dia ancam kalau saya lari, nanti saya mau ditembak kaki. Akhirnya saya turutin saja kata-kata dia," ungkap Gusti Aji.

Saat menyerahkan diri, Gusti dan Yoverly mengaku malah dianiaya oleh aparat kepolisian. Akibatnya, mereka mengalami luka di bagian kepala dan tangan.

Gusti Aji dirujuk ke Rumah Sakit Pelni, Jakarta Pusat. Sementara itu, Yoverly hanya mendapatkan perawatan medis di Bidokkes Polda Metro Jaya.

"Kita disuruh jalan jongkok (di Polda Metro Jaya), dia (polisi) memanggil teman-temannya untuk menghajar kami. (Yang menganiaya) memakai seragam semua, memakai rompi, memakai tutup kepala," ungkap Gusti.

Melapor ke Propam Polda Metro Jaya

Atas peristiwa penganiayaan itu, Gusti dan Yoverly memutuskan melapor ke Propam Polda Metro Jaya. Namun, keduanya tak mengetahui identitas anggota yang menganiaya.

Baca juga: Dua Mahasiswa Unkris yang Dianiaya Polisi Lapor ke Propam Polda Metro Jaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com