Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mal Rongsok, Pusat Berbelanja Barang Bekas di Depok

Kompas.com - 28/10/2019, 17:33 WIB
Hilel Hodawya,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Di Jalan Bungur Raya, Kecamatan Beji, Depok, berdiri sebuah bangunan semi permanen tiga lantai tanpa dinding. Dari luar, tampak berbagai macam barang bekas dipajang memenuhi seisi bangunan.

Bangunan itu adalah Mal Rongsok, sebuah mal yang khusus menjual barang-barang bekas atau barang rongsok.

Tidak seperti mal pada umumnya, Mal Rongsok tidak dilengkapi dengan lantai keramik atau ruangan ber-AC. Namun, keunikannya menjual barang rongsok membuat mal ini tetap bertahan dan cukup ramai dikunjungi.

"(Sehari) bisa 100 lebih (pengunjung) yang datang. Ada dari luar daerah, luar negeri juga ada," kata pemilik Mal Rongsok Nurcholis Agi.

Meski tidak sebesar mal lainnya, Mal Rongsok memiliki luas melebihi toko biasa. Menurut Agi, lahan usaha Mal Rongsok awalnya hanya berukuran 100 meter.

Baca juga: Berburu PlayStation Bekas di Mal Rongsok Depok...

"Lama kelamaan barang tambah banyak, saya besarkan sekalian. Yang ada ini sekarang 800 meter, tapi saya buat tiga lantai," kata Agi.

Koleksi barang yang dijual di Mal Rongsok sangat banyak dan beragam. Pembeli bisa mencari barang apa saja sesuai kebutuhan.

"Hampir semua kecuali baju. Kalau yang lain ada, meja, kursi, lemari, alat elektronik, alat motor, dan lain sebagainya," jelas Agi.

Di Mal Rongsok, barang-barang rongsok dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Lantai satu digunakan untuk menyimpan barang-barang elektronik, perkakas komputer, dan buku.

Sebagian barang-barang tersebut ditaruh secara bertumpuk, sementara sebagian lainnya digantungkan di langit-langit ruangan.

Lantai dua dan tiga dimanfaatkan untuk menjual furnitur seperti meja, kursi, sofa, lemari, dan lain sebagainya. Furnitur yang dijual pun cukup banyak, meski jumlahnya tidak sampai memadati ruangan seperti di lantai satu.

Baca juga: Mengunjungi Mal Rongsok, Surganya Barang Rongsok di Depok

Pada musim-musim tertentu, Mal Rongsok bisa sangat dipadati pembeli dan barang-barangnya laku keras.

"Alat-alat restoran biasanya. Habis mau puasa, mereka buka kafe dan jadi laku. Setelah itu pas puasanya sepi," cerita Agi.

Agi menjelaskan, barang jualannya diperoleh dari berbagai sumber. Namun, sebagian besar ia dapatkan dari lelang barang bekas yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tertentu.

"Kebanyakan saya dapat dari lelang. Terakhir ikut lelang dari UI juga ada, dari DPR juga banyak dulu."

Beberapa barang bekas yang Agi dapatkan dijual kembali dalam kondisi tanpa diservis. Namun, untuk barang-barang elektronik dan alat motor, barang yang sudah dalam kondisi rusak berat akan ia servis terlebih dahulu.

Saat ini, usia Mal Rongsok sudah memasuki sembilan tahun. Tidak hanya di Depok, Mal Rongsok pun telah memiliki cabang di Cinere dan Bogor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com