Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiat Juragan "Mal Rongsok" Bertahan di Tengah Maraknya "E-Commerce"

Kompas.com - 22/05/2018, 17:08 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pesatnya aktivitas jual beli online dikhawatirkan dapat menutup aktivitas jual beli secara konvensional melalui toko-toko.

Tak terkecuali sektor jual beli barang-barang bekas.

Saat ini, warga bisa mencari barang-barang bekas melalui internet maupun e-commerce tanpa harus jauh-jauh datang ke toko.

Baca juga: Kisah Nurcholis Agi, Juragan Mal Rongsok di Depok..

Berbagai jenis barang rongsok dibiarkan menumpuk di lantai satu Mal Rongsok, Depok, Selasa (22/5/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Berbagai jenis barang rongsok dibiarkan menumpuk di lantai satu Mal Rongsok, Depok, Selasa (22/5/2018).
Pendiri sekaligus pemilik "mal rongsok", Nurcholis Agi mengatakan, dirinya mempunyai kiat khusus untuk bertahan di tengah maraknya e-commerce

Kuncinya, kata Agi, menyediakan segala hal yang dibutuhkan para konsumen.

"Apapun yang mereka (konsumen) cari, kalau bisa ada, walaupun cuma satu. Misalnya orang cari jarum, siapkan saja di warung satu (buah)," kata Agi di tokonya, Depok, Jawa Barat, Selasa (22/5/2018).

Baca juga: Pusat Penitipan Aset Daerah DKI Dinilai seperti Tempat Barang Rongsok

Tampak depan Mal Rongsok di kawasan Beji, Depok, Selasa (22/5/2018) KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Tampak depan Mal Rongsok di kawasan Beji, Depok, Selasa (22/5/2018)
Menurut dia, hal itu akan memuaskan dan membuka peluang konsumen untuk membeli barang-barang lain yang dijual.

Prinsip itu dipegang teguh oleh Agi ketika membuka "mal rongsok" pada tahun 2010.

Hasilnya, sedikitnya ada 100 orang yang mendatangi tokonya setiap hari. 

Baca juga: Mal Rongsok Pak Yono, Saat Barang-barang Bekas Naik Kelas

Nurcholis Agi, pendiri dan pemilik Mal Rongsok, Depok, Selasa (22/5/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Nurcholis Agi, pendiri dan pemilik Mal Rongsok, Depok, Selasa (22/5/2018).
Di samping itu, Agi juga tak segan berbagi tips menjual beli barang bekas.

Ia mengatakan, ia harus memahami dan mengetahui harga asli barang yang hendak diperjualbelikannya.

"Yang penting kami tahu harga barunya, baru kami bisa beli barangnya. Misalnya, TV dulu harga barunya Rp 400.000, kami beli 10 persennya Rp 40.000, nanti dijual bisa 20 persennya," ujarnya. 

Baca juga: Mobil Odong-odong Rongsok Jadi Tempat Mesum

Barang-barang yang rusak pun bisa dibeli secara murah dan diservis sebelum dijual kembali dalam harga tinggi.

Sebuah lukisan yang menjadi salah satu barang yang dijual di Mal Rongsok, Depok, Selasa (22/5/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Sebuah lukisan yang menjadi salah satu barang yang dijual di Mal Rongsok, Depok, Selasa (22/5/2018).
Oleh karena itu, Agi menilai keahlian reparasi yang ia miliki menjadi salah satu modal penting bagi usahanya.

"Yang penting saya tahu saja mana kira-kira yang masih bisa dijual lagi. Kalau rusak nanti diservis, kalau masih bagus, ya, untung bisa dijual dengan harga tingi," kata Agi. 

Baca juga: Basuki: Metromini Rongsok Sudah Kayak Zombie

"Mal rongsok" beralamat di Jalan Bungur Raya, Beji, Depok, Jawa Barat.

"Mal rongsok" juga memiliki empat cabang lain di Cinere, Bogor, Tegal, dan Solo.

"Mal rongsok" menyediakan berbagai jenis barang-barang rongsokan yang masih bisa digunakan seperti barang elektronik, buku, furnitur hingga aksesoris kendaraan bermotor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com