Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Anak Anjing Peliharaan Tewas, Diduga Disiram Cairan Kimia

Kompas.com - 04/11/2019, 16:33 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib nahas menimpa enam ekor anjing peliharaan seorang warga di kawasan Jakarta Pusat.

Lima ekor anak anjing dan satu induk anjing menderita luka bakar yang sangat parah.

Dari enam ekor anjing, empat di antaranya tidak bisa diselamatkan. Yang tersisa hanya induk anjing dan satu anaknya yang dalam keadaan kritis.

Direktur Operasional Natha Satwa Nusantara, Anisa Ratna menceritakan kronologi penanganan hewan tersebut.

"Yang kasih beritanya ini pemiliknya dan tidak punya biaya. Dia akhirnya minta tolong sama kami untuk membawa lima anak anjingnya," ujar Anisa saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/11/2019).

Anisa menjelaskan, kejanggalan terjadi ketika sang pemilik yang tak ingin disebut namanya mengaku hewan peliharaan kesayangannya itu disiram oleh iparnya sendiri.

"Ternyata yang menyiram itu kakak ipar dari pemilik anjingnya. Ketika ditanya alasannya (menyiram), jawabannya selalu enggak tahu," jelas Anisa.

Anisa juga melihat kejanggalan lainnya begitu melihat luka pada hewan-hewan tersebut. Luka bakar yang diderita mereka bukan seperti luka bakar biasa.

Sementara sang pemilik mengaku anjingnya hanya terkena siraman air panas.

"Saya pikir kalau air panas melepuh, ya dua hari kemudian. Tapi pas ditanya kapan kejadiannya, dua jam yang lalu, dan lukanya sudah separah itu," kata Anisa.

"Luka bakar parah sekali dan terus muntah-muntah," jelas Anisa.

Anisa curiga hewan tersebut tak disiram air panas, melainkan cairan kimia. Sebab, siraman air tersebut juga merusak sistem pencernaan hewan peliharaan itu.

"Kalaupun terjilat enggak sampai begitu. Ini mungkin cairan kimia yang terjilat. Tapi kita enggak bisa memastikan," kata Anisa. 

Untuk mengetahui kepastian cairan yang digunakan, Anisa menyeragkannya ke pihak berwajib.

Ia memastikan pihaknya akan mengambil tindakan hukum atas dugaan penganiayaan hewan tersebut.

Anisa meyakini perbuatan pelaku adalah sesuatu yang disengaja. Pasalnya, luka serius yang diderita enam ekor anjing tersebut sangat serius.

Oleh karena itu, Nata Satwa Nusantara akan melaporkan kejadian itu ke Polsek Senen dengan menyertakan bukti yang ada. 

"Yang penting kita sebagai warga Indonesia kita lakukan melaporkan kejadian ini, selebihnya kita serahkan kepada yang berwajib sambil kita pantau," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com