Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seniman: Adanya Hotel Merusak TIM Secara Fisik dan Fungsi

Kompas.com - 25/11/2019, 20:47 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seniman Arie F Batubara mengatakan para seniman sepenuhnya menolak pembangunan hotel dalam revitalisasi kawasan pusat kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM) yang akan dikelola oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Penolakan pembangunan hotel tersebut karena dirasa akan menggeser citra TIM dari pusat kebudayaan menjadi komersil.

"TIM itu bukan kawasan komersil itu intinya tidak boleh ada kawasan komersil di situ, itu tidak bisa ditawar. Kehadiran kawasan komersil akan dengan sendirinya mendegradasi atau mengeliminir fungsi sebagai pusat kesenian," ucap Arie saat dihubungi Senin (25/11/2019).

Menurut Arie, dalam desain masterplan TIM pada tahun 2007 yang dimenangkan oleh arsitek Andra Martin tidak menunjukkan adanya pembangunan hotel.

Baca juga: Jakpro: Pembangunan Hotel di TIM Cuma 4,1 Persen, Kecil Banget...

Maka, seharusnya revitalisasi TIM hanyalah berorientasi pada pengembalian TIM sebagai pusat kesenian bukan menambah tempat komersil.

"Mengembalikan posisi TIM kembali sebagai sebuah art center. TIM itu sudah dirusak bukan baru sekarang sudah terjadi 25 tahun yang lalu. Yang dirusak bukan TIM secara fisik tetapi fungsinya juga," kata dia.

Mantan Kepala Bagian Pemasaran Pusat Kesenian Jakarta TIM ini menilai Jakpro tidak memahami arti revitalisasi TIM yang sesungguhnya.

"Jakpro tidak pernah bisa menjelaskan itu dengan benar. Jakpro juga enggak tahu apa itu art center," lanjut dia.

Baca juga: Video Pejabat DKI Marahi Seniman Senior Viral di Media Sosial, Ini Penjelasannya

Pihaknya sering berdiskusi dengan Jakpro dan menanyakan apakah ada jaminan jika fasilitas hotel yang dibangun nantinya dapat menguntungkan para seniman.

Namun Jakpro tidak dapat menjanjikan hal tersebut kepada para seniman yang diajak berdiskusi itu.

Sebelumnya, sebuah video rekaman yang memperlihatkan Deputi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Disparbud DKI Jakarta Dadang Solihin tengah marahi seniman di TIM ramai dibicarakan di media sosial.

Video itu diunggah pada Sabtu (23/11/2019) pukul 16.00 WIB dalam akun Facebook Humor Politik.

Dalam video itu, Dadang terlihat berdiri dari tempat duduknya sambil mengungkapkan, "mau tidak diskusi... mau tidak diskusi?" ujarnya tegas.

Situasi memanas usai Dadang berkata demikian. Beberapa orang menunjukkan rasa tidak sukanya.

"Wah biasa aja dong jangan galak-galak," seru beberapa orang dalam video rekaman tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com