Penolakan pembangunan hotel tersebut karena dirasa akan menggeser citra TIM dari pusat kebudayaan menjadi komersil.
"TIM itu bukan kawasan komersil itu intinya tidak boleh ada kawasan komersil di situ, itu tidak bisa ditawar. Kehadiran kawasan komersil akan dengan sendirinya mendegradasi atau mengeliminir fungsi sebagai pusat kesenian," ucap Arie saat dihubungi Senin (25/11/2019).
Menurut Arie, dalam desain masterplan TIM pada tahun 2007 yang dimenangkan oleh arsitek Andra Martin tidak menunjukkan adanya pembangunan hotel.
Maka, seharusnya revitalisasi TIM hanyalah berorientasi pada pengembalian TIM sebagai pusat kesenian bukan menambah tempat komersil.
"Mengembalikan posisi TIM kembali sebagai sebuah art center. TIM itu sudah dirusak bukan baru sekarang sudah terjadi 25 tahun yang lalu. Yang dirusak bukan TIM secara fisik tetapi fungsinya juga," kata dia.
Mantan Kepala Bagian Pemasaran Pusat Kesenian Jakarta TIM ini menilai Jakpro tidak memahami arti revitalisasi TIM yang sesungguhnya.
"Jakpro tidak pernah bisa menjelaskan itu dengan benar. Jakpro juga enggak tahu apa itu art center," lanjut dia.
Pihaknya sering berdiskusi dengan Jakpro dan menanyakan apakah ada jaminan jika fasilitas hotel yang dibangun nantinya dapat menguntungkan para seniman.
Namun Jakpro tidak dapat menjanjikan hal tersebut kepada para seniman yang diajak berdiskusi itu.
Sebelumnya, sebuah video rekaman yang memperlihatkan Deputi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Disparbud DKI Jakarta Dadang Solihin tengah marahi seniman di TIM ramai dibicarakan di media sosial.
Video itu diunggah pada Sabtu (23/11/2019) pukul 16.00 WIB dalam akun Facebook Humor Politik.
Situasi memanas usai Dadang berkata demikian. Beberapa orang menunjukkan rasa tidak sukanya.
"Wah biasa aja dong jangan galak-galak," seru beberapa orang dalam video rekaman tersebut.
"Tidak bisa pejabat marah seperti itu," ujar yang lain.
Lalu, dengan nada pelan Dadang mengungkapkan bahwa ia tidak bermaksud marah.
"Tidak marah, saya tidak marah," ucapnya.
Setelah itu, diskusi tampak dibubarkan, Dadang yang kala itu menghampiri seniman-seniman yang hadir pun tak digubris.
"Bubar...bubar...bubar," ujar seseorang dalam video yang viral tersebut.
Keributan ini ditengarai karena penolakan para seniman akan komersialisasi area dalam rencana revitalisasi TIM. Komersialisasi itu salah satunya seperti pendirian hotel di dalam area TIM.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/25/20475701/seniman-adanya-hotel-merusak-tim-secara-fisik-dan-fungsi