Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyandang Disabilitas yang Terperosok di Peron Stasiun Cikini

Kompas.com - 26/11/2019, 20:51 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Penyandang tunanetra Fazlur Rahman menceritakan pengalaman menegangkan sekaligus menakutkan yang menimpanya pada Minggu (18/11/2019) lalu.

Fazlur mengatakan, dirinya nyaris tertabrak kereta akibat terperosok di peron Stasiun Cikini, Jakarta Pusat.

Cerita bermula ketika ia berangkat dari rumahnya ke Stasiun Cikini dengan naik ojek online.

“Saya diturunin di trotoar, masuk stasiun cukup jauh, terus saya menepi dengan sendirinya. Saya bertanya kepada orang, masuk ke Stasiun Cikini sebelah mana,” ujar Fazlur saat dihubungi, Selasa (26/11/2019).

Sesampainya di Stasiun Cikini, Fazlur diarahkan dan dituntun petugas untuk menunggu kereta di peron KRL tujuan Bekasi.

Baca juga: Guiding Block Khusus Tunanetra yang Berbentuk Zig-zag Akhirnya Dibongkar

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya kereta yang dinanti datang. Fazlur saat itu diantar oleh petugas menuju pintu kereta.

Namun, saat diinstruksikan petugas naik, kakinya malah terperosok dari peron hingga menyentuh rel kereta.

“Ketika saya naik, kemudian saya malah terperosok ke bawah, di antara peron dan kereta,” ujar Fazlur.

Kejadian itu membuatnya panik, mahasiswa S2 UNJ jurusan Bahasa Indonesia ini lantas meraba-raba kereta dan berusaha naik.

“Pokoknya saya panik, campur aduk, belum ada sakit yang saya rasa. Di pikiran saya hanya panik aja,” kata Fazlur.

Setelah beberapa saat Fazlur terperosok, petugas yang melihat langsung menariknya ke atas peron. Ia juga dituntun ke dalam kereta.

Namun, tak ada seorang petugas pun yang menanyakan keadaan Fazlur kala itu. Bahkan, tak ada yang memberikan ia minum untuk sekadar menenangkannya saat itu.

“Setelah saya naik kereta akhirnya petugas pergi, tak ada satu pun yang menanyakan keadaan saya. Bahkan, saya dibiarkan sendiri,” ucap dia.

Setelah di dalam kereta, Fazlur mengaku masih kaget dan takut. Saat meraba-raba kaki dan tangannya, Fazlur merasakan perih.

“Saya rasa kok kaki, tangan, siku, tulang saya membengkak. Luka tidak seberapa, tapi luka dalam. Kemudian lebam lebam karena terbentur,” kata Fazlur.

Kini Fazlur trauma untuk naik kereta sendiri tanpa ditemani.

“Sekarang saya naik kereta rasanya tidak seperti dulu dan minta ditemani,” ucapnya.

Ia berharap ke depannya petugas PT KCI lebih jeli dan perhatian kepada para penyandang disabilitas. Kejadian yang menimpa Fazlur juga diharapkan bisa jadi evaluasi PT KCI agar tidak ada lagi korban seperti dirinya.

“Saya minta KCI komitmen untuk memperbaiki pelayanannya agar lebih jeli dan lebih merangkul petugas para penyandang disabilitas,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com