Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Anak Perusahaan Mogok, Ini Kata Garuda Indonesia

Kompas.com - 31/12/2019, 14:52 WIB
Singgih Wiryono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Direktur Operasi Garuda Indonesia Capt Tumpal M Hutapea memastikan aksi mogok tidak akan mengganggu layanan operasional penerbangan Garuda Indonesia.

Aksi mogok kerja dilakukan 600 karyawan anak perusahaan Garuda Indonesia yang menangani ground handling, yakni PT Gapura Angkasa.

"Pada periode peak season Nataru (Natal dan Tahun Baru) ini kami telah mempersiapkan upaya antisipatif dan mitigasi operasional dalam menjamin kelancaran operasional Garuda Indonesia," jelas Tumpal dalam keterangan tertulis, Selasa (31/12/2019).

Selain sudah mempersiapkan upaya antisipasi, Tumpal mengatakan Garuda Indonesia telah menginstruksikan anak perusahaan Garuda Indonesia itu untuk mengedepankan ruang diskusi bukan langsung memecat empat karyawannya.

Baca juga: 600 Karyawan Anak Perusahaan Garuda Indonesia Gelar Aksi Mogok Kerja

Gapura Angkasa, kata dia, diminta melakukan komunikasi intensif dengan sejumlah petugas ground handling yang melakukan aksi mogok tersebut.

"Agar permasalahan yang terjadi dapat mencapai kesepakatan bersama yang baik bagi semua pihak ", tutup Tumpal.

Adapun sebelumnya, sebanyak 600 orang karyawan PT Gapura Angkasa anak perusahaan Garuda Indonesia melakukan aksi mogok kerja di sebuah ruko sekitar Bandara Soekarno-Hatta.

PHK sepihak

Ketua Asosiasi Pekerja Metal Indonesia yang juga karyawan PT Gapura Angkasa, Mey Hardie mengatakan aksi tersebut dilakukan oleh karyawan PT Gapura Angkasa setelah dirinya mendapat surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dari PT Gapura Angkasa.

"Saya terima surat pemutusan (PHK) itu jam 16.00, jadi teman-teman spontan melakukan aksi mogok," ujar dia saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (31/12/2019).

Hardi mengatakan, bukan hanya dirinya yang mendapat perlakuan PHK sepihak dari PT Gapura Angkasa. Ada tiga orang lainnya yang mendapat surat PHK tersebut tanpa alasan yang jelas dari pihak Gapura Angkasa.

Hardie mengatakan, karyawan PT Gapura Angkasa yang mendengar kabar pemecatan tersebut langsung turun mogok kerja untuk membela empat kawannya.

"Sekitar 600-800 orang yang turun demo mogok kerja," kata dia.

Dua tuntutan pekerja

Dalam aksi demonstrasi tersebut, Hardie mengatakan ada dua tuntutan yang disuarakan. Pertama adalah mengembalikan kembali keempat karyawan yang dipecat secara sepihak oleh Gapura Angkasa.

"Kedua, terkait status kami. Sekarang kami hanya outsourcing," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Megapolitan
Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com