Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Pondok Gede Permai Hadapi Harga Barang Meroket Saat Banjir

Kompas.com - 10/01/2020, 07:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sudah jatuh tertimpa tangga. Peribahasa lawas itu mungkin terngiang-ngiang di benak warga Perumahan Pondok Gede Permai PGP), Jatiasih, Kota Bekasi selepas banjir besar melanda rumah mereka pada Rabu (1/1/2020) lalu, tepat Tahun Baru 2020.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Perumahan Pondok Gede Permai jadi satu dari sekian perumahan yang terendam banjir setinggi 6 meter di Kecamatan Jatiasih. Jatiasih merupakan kecamatan dengan kedalaman banjir paling parah di seantero Kota Bekasi.

Setelah banjir surut satu-dua hari berselang, sebagian warga kembali ke rumah mereka yang porak-poranda. Lumpur merendam jalan dan rumah. Harta-benda ludes. Sampah pun menumpuk.

Baca juga: Derita Warga Pondok Gede Permai: Banjir 6 Meter Surut, Kini Berjibaku Hadapi Lumpur dan Sampah

Sudah begitu, segala keperluan dasar untuk keperluan rehabilitasi di perumahan itu meroket harganya.

Entah didasari motif menambang laba dengan mencekik para korban banjir, atau memang terjadi kelangkaan suplai, harga sejumlah barang jadi tak terjangkau warga.

"Hari kedua (Jumat, 3 Januari 2020) itu saya beli serokan buat bersihin lumpur. Tadinya (Kamis, 2 Januari 2020) harganya sekitar Rp 25.000, itu sudah yang paling mahal. Terus (Jumat, si pedagang) enggak mau kurang, jadi Rp 55.000," ujar Irvan Nurdin (36), warga RT 003 RW 008 PGP, Kamis sore kemarin.

Irvan menyebutkan, berbagai perlengkapan bersih-bersih seperti sapu, serokan, atau pel sudah diborong para calo. Mereka membeli banyak perlengkapan itu di agen-agen distributor, lalu menjualnya kembali secara eceran dengan harga selangit.

"Jadi, di tempat distributor/agen-agen gede itu, pedagang sudah pada beli. Mereka malah nungguin (pembeli) di parkirannya (agen distributor)," kata Irvan.

"Jadi belinya harus sama pedagang itu, sejenis calo, yang harganya, ya, jadi dua kali lipat," ujar dia.

Selain alat bebersih, harga genset listrik juga melonjak tajam. Listrik sempat padam selama 4 hari di PGP dan baru aktif kembali di sebagian RW pada hari Minggu lalu.

Namun, banyak pula rumah warga yang tak dapat teraliri listrik karena mesin tokennya rusak terendam banjir. Karena itu, listrik yang jadi kebutuhan dasar, menjadi barang langka.

Kondisi itu tak disia-siakan para pedagang buat mendongkrak harga genset sebagai satu-satunya sumber listrik di tengah padamnya listrik PLN.

"Yang punya duit ada yang beli genset. Di Bekasi itu, tahu enggak, harga genset naik semua," ujar Irvan.

"Genset-genset gede yang harganya Rp 3 juta, sampai jadi 4,5 juta," tambah pria yang juga jadi relawan banjir di PGP itu.

Air bersih langka, harganya naik pula

Pasokan listrik sama langkanya dengan air bersih. Selama listrik padam, selama itu pula rumah-rumah warga tak teraliri air bersih. Warga mengandalkan sumber pompa bertenaga listrik untuk mendapat air bersih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Sebelumnya Pamit Mau Mengaji

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Sebelumnya Pamit Mau Mengaji

Megapolitan
Dugaan Pungli Oknum Ormas di Samping RPTRA Kalijodo, Minta Pengendara Motor dan Mobil Bayar untuk Melintas

Dugaan Pungli Oknum Ormas di Samping RPTRA Kalijodo, Minta Pengendara Motor dan Mobil Bayar untuk Melintas

Megapolitan
Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Megapolitan
Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Megapolitan
Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Megapolitan
Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Megapolitan
Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Megapolitan
6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

Megapolitan
Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Megapolitan
Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Megapolitan
Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Megapolitan
Petinggi Demokrat Unggah Foto 'Jansen untuk Jakarta', Jansen: Saya Realistis

Petinggi Demokrat Unggah Foto "Jansen untuk Jakarta", Jansen: Saya Realistis

Megapolitan
Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com