Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindikat Penculik Bayi di Duren Sawit Jual Korban Melalui Facebook Seharga RP 6 Juta

Kompas.com - 31/01/2020, 18:08 WIB
Dean Pahrevi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jajaran Unit Reskrim Polsek Duren Sawit menangkap tiga pelaku berinisial RF, TA, dan AJS yang merupakan komplotan sindikat penjualan bayi di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur.

Kanit Reskrim Polsek Duren Sawit Iptu Fadholi mengatakan, mulanya, polisi menangkap RF dan TA di kediamannya di wilayah Koja, Jakarta Utara, pada Kamis (30/1/2020).

Keduanya ditangkap karena dilaporkan menculik bayi berusia 10 bulan di rumah kontrakan orangtua korban, wilayah Klender, Jakarta Timur, pada Rabu (29/1/2020).

Baca juga: Polisi Bongkar Sindikat Penjualan Bayi di Duren Sawit

"Di alamat tersebut diamankan seorang perempuan yang diduga pelaku RF dan TA yang telah mengambil anak korban tanpa izin pada hari Rabu tanggal 29 Januari 2020," kata Fadholi dalam keterangannya, Jumat (31/1/2020).

Berdasarkan hasil interogasi kedua pelaku, mereka mengaku sudah menjual bayi tersebut kepada AJS, warga Makasar, Jakarta Timur, melalui media sosial Facebook dengan harga Rp 6 juta.

"Setelah dilakukan interogasi bahwa anak korban ditawarkan dijual melalui sosial media Facebook dengan harga Rp 6 juta dan ditanggapi oleh pelaku AJS selanjutnya terjadi kesepakatan dengan harga Rp 2 juta," ujar Fadholi.

Polisi pun langsung mendatangi rumah AJS dan berhasil menyelamatkan bayi tersebut serta menangkap AJS.

"Selanjutnya korban, saksi, pelaku dan barang bukti diserahkan ke Polres Jaktim untuk dilakukan proses penyidikan lebih lanjut," ujar Fadholi.

Baca juga: Pengakuan Penculik Bayi 14 Bulan di Cipayung, di Bawah Pengaruh Obat dan Teringat Anak

Saat ini kasus tengah diselidiki Polres Metro Jakarta Timur guna membongkar sindikat penjualan bayi lainnya.

Ketiga tersangka kini dijerat dengan Pasal 76F juncto Pasal 83, UU RI nomor 35 tahun 2014, tentang perubahan UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman penjara minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com