Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinjau Lokasi Naturalisasi Sungai, Politisi PSI: Lebih Cocok Jadi Tempat Selfie

Kompas.com - 12/02/2020, 16:16 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Justin Adrian meninjau lokasi naturalisasi Kanal Banjir Barat (KBB) di segmen Shangrilla-Karet, Jakarta.

Saat mendatangi lokasi naturalisasi, Justin melihat dari atas jalur inspeksi sungai yang dibangun tempat berdiri dari bahan beton dan pegangan besi.

Melihat kondisi sungai, menurut Justin, justru seperti tidak dilakukan naturalisasi.

Pasalnya, sungai tidak diperlebar dan tidak adanya penanaman pohon maupun taman seperti yang diklaim Pemprov DKI.

"Jadi kalau ini disebut naturalisasi, menurut saya, ini lebih tepatnya untuk tempat selfie karena tidak ada penambahan debit air yang lewat," ujar Justin di lokasi, Rabu (12/2/2020).

Baca juga: Menengok Naturalisasi Sungai di KBB Shangrilla-Karet

Sementara itu, jalur inspeksi sungai di samping kanan sungai dibangun dengan lebar sekitar tiga meter.

Menurut Justin, hal ini justru menghilangkan tanah yang seharusnya ditanam dengan tanaman jika mengikuti konsep naturalisasi.

"Ini tanahnya hilang dibetonisasi. Dan sulit mendata sungai yang lebar di Jakarta. Padahal kita harus melebarkan sungai kalau ingin nanggulangin banjir," kata dia.

Anggota Komisi D ini mengaku bingung dengan konsep naturalisasi karena tidak pernah ada laporan detail mengenai pengerjaan program yang dicetuskan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Kita enggak pernah dapat penjelasan rinci naturalisasi itu. Tapi yang pasti naturalisasi itu lebih ke estetika. Sepertinya pak gubernur punya konsep yang lain dengan SKPD-nya juga," tutur Justin.

"Kalau selama ini kita pikir pengendalian banjir itu pengalirkan air secepatnya ke laut, memperbesar kanal-kanal, cuma sepertinya mau dibikin konsep naturalisasi pun pengerjaannya juga kita pertanyakan juga, yang sudah jadi di mana," tambahnya.

Baca juga: Pemprov DKI Klaim Sudah Naturalisasi Sungai di 5 Titik

Pemprov DKI Jakarta akan melakukan naturalisasi sungai di tiga lokasi pada tahun 2020.

Tiga sungai yang akan dinaturalisasi, yakni KBB segmen Shangrilla-Karet, Kanal Banjir Barat segmen Sudirman-Manggarai, dan Kali Ciliwung Lama segmen Jalan Krapu.

Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, naturalisasi bertujuan menata area sungai.

Sebab, segmen sungai yang dinaturalisasi itu sudah lebar.

"Kan kalinya sudah lebar tuh kali banjir kanal, jadi ya ditata jadi naturalisasi gitu, supaya kembali ke alam nanti ditata," ujar Juaini saat dihubungi, Jumat (31/1/2020).

Juaini berujar, naturalisasi di KBB merupakan lanjutan naturalisasi yang dilakukan tahun sebelumnya di depan Hotel Shangrilla, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com