Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Depok Yakin Salah Satu Kader Daerah Akan Dipilih Pengurus Pusat Jadi Calon Wali Kota

Kompas.com - 20/02/2020, 11:50 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Kota Depok, Moh. Hafid Nasir yakin kader-kadernya akan melenggang sebagai kandidat penguasa Depok di Pilkada 2020.

Sejauh ini, PKS Kota Depok telah memunculkan tiga sosok kadernya sebagai bakal calon wali kota Depok 2021-2026, yakni Imam Budi Hartono (Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat), T. Farida Rachmayanti (Anggota DPRD Kota Depok), dan Moh. Hafid Nasir sendiri (Ketua DPD PKS Depok/Anggota DPRD Kota Depok).

Tiga nama ini telah diusulkan ke pengurus pusat PKS untuk ditentukan, siapa yang berhak menggenggam tiket maju Pilkada Depok 2020.

Baca juga: Untuk Dongkrak Popularitas, 3 Bakal Calon Wali Kota Depok dari PKS Akan Sering Talkshow

Hafid yang juga masuk sebagai salah satu bakal calon meyakini, pengurus pusat PKS tak akan menutup mata terhadap proses elektoral internal yang telah dibangun di tingkat kota.

"Insya Allah saya yakin (1 dari 3 kader akan dipilih pengurus pusat). Ini kan panduan struktur yang dibuat oleh DPP (dewan pimpinan pusat) juga," ujar Hafid ketika dihubungi pada Kamis (20/2/2020).

Ia berujar, proses elektoral internal ini telah berlangsung cukup panjang. Dari mulanya menjaring para kader hingga ditentukan 8 kader potensial, hingga kini mengerucut ke 3 nama kader saja.

Ketiga kader itu pun bukan cuma ongkang-ongkang kaki jelang Pilkada Depok 2020. Mereka turut memoles citra dan berupaya mendongkrak popularitas serta elektabilitasnya di Depok.

Maka, Hafid yakin, upaya-upaya tersebut tak mungkin dianggap sekadar "gimmick" belaka oleh para pengurus pusat PKS.

Baca juga: Gagal Capai Target KTP, Pasangan Yurgen-Zaki Batal Maju Independen di Pilkada Depok 2020

"Saya yakin, (keputusan pengurus pusat PKS) tidak akan keluar dari 3 nama tadi. Kami melakukan aktivitas politik juga sesuai arahan yang di atas," jelas Hafid.

"Tentunya DPP dalam hal mengambil keputusan juga akan menjadikan proses panjang yang dilakukan oleh (DPD PKS Kota) Depok menjadi sebuah referensi," ia menambahkan.

Sebagai informasi, pendaftaran calon wali kota dan wakil wali kota Depok 2021-2026 dibuka pada 16-18 Juni 2020 mendatang.

Mereka bakal berkampanye mulai 1 Juli-19 September 2020, sebelum pilkada diselenggarakan 23 September 2020 nanti.

Hingga hari ini, dua poros utama koalisi partai politik jelang Pilkada Depok 2020 sudah terbentuk.

Poros petahana dimotori oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah 3 periode menempatkan usungannya sebagai penguasa Depok. Belakangan, Partai Golkar terus merapat ke poros petahana.

Sementara itu, oposisi PKS jelang Pilkada Depok 2020 merupakan koalisi gemuk yang terdiri dari kubu Gerindra-PDIP dan kubu partai lain seperti Demokrat, PKB, PAN, dan PPP. Namun, kini kedua kubu sepakat berpisah.

Berbekal 20 kursi di parlemen Depok, Gerindra dan PDI-P sepakat bergandengan berdua. Koalisi dua partai yang bentrok pada Pilpres 2019 lalu itu diyakini jadi penantang serius buat menggempur kemapanan PKS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com