Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi-bagi Masker di Depok, Sekolah Relawan Sebar Energi Positif Hadapi Corona

Kompas.com - 05/03/2020, 10:48 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sekitar 30 anak muda yang tergabung dalam organisasi Sekolah Relawan membagi-bagikan masker gratis di Stasiun Depok Baru, Selasa (3/3/2020).

Aksi ini dianggap mampu menjadi "oase", di tengah kepanikan warga Depok akan virus corona yang menyebabkan pemborongan serta meroketnya harga masker.

"Aksi ini untuk menyikapi berita warga Depok kena corona. Masyarakat terlalu panik. Banyak hal-hal yang harusnya tidak dilakukan seperti memborong-memborong masker sampai sembako," tutur koordinator lapangan aksi bagi-bagi masker Sekolah Relawan Ahmad Syarif kepada Kompas.com, Kamis (5/3/2020) pagi.

Baca juga: Pengakuan Penimbun Masker: Saya Kumpulkan 2 Hari dari Sejumlah Apotek

Dalam aksinya pada Selasa lalu, sekitar 30 anak muda Sekolah Relawan berkumpul di Stasiun Depok Baru.

Mereka menyediakan masker, hand sanitizer, dan poster-poster edukasi. Syarif menolak anggapan bahwa Sekolah Relawan ikut dalam gelombang kepanikan massa dengan aksi bagi-bagi masker ini.

Menurut dia, poin utama aksi ini ialah interaksi yang terbangun antara anak-anak muda Sekolah Relawan dengan para penumpang KRL di stasiun.

"Masker ini kami hanya peruntukkan untuk orang yang sakit. Jadi ada yang minta masker, kami tanya, 'ibu sakit atau tidak, kalau tidak ya tidak perlu pakai masker'. Lalu langsung kita jelaskan alasannya, kita edukasi," jelas Syarif.

"Interaksi orang yang mau minta masker dan tidak tahu kalau ternyata masker dibutuhkan oleh orang yang sakit itu yang teredukasi. Itu poinnya," ia menambahkan.

Baca juga: Angka Kematian Virus Corona Masih Rendah, Warga Diharap Tidak Panik

Akibat edukasi ini, tak semua masker yang diboyong anak-anak muda Sekolah Relawan ludes dibagikan di Stasiun Depok Baru.

Dari 750 lembar masker yang mereka bawa, masih tersisa beberapa boks buat dibawa pulang.

Masker-masker itu sendiri memang stok mereka yang belum terpakai ketika aksi sebelumnya, yaitu saat isu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merebak.

"Orang-orang bisa lihat, anak muda ini menjalani dengan happy, senang, tidak merasa terbebani. Kadang mereka juga penasaran kok ini anak muda ini happy banget, mereka tidak panik dan bisa ngasih aura positif di ruang publik," kata Syarif.

"Waspada itu penting tapi kita jangan lebay, jangan sampai tidak terkontrol. Itulah yang pengin kami sampaikan ke masyarakat kemarin," ia berpesan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com