Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laris di Tengah Isu Corona, Pedagang Susu Jahe di Depok Ini Ogah Naikkan Harga

Kompas.com - 06/03/2020, 19:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Tanaman rimpang seakan menjadi primadona di sela hiruk-pikuk soal virus corona. Khasiatnya yang sanggup menjaga tubuh tetap bugar dianggap mujarab buat menangkal infeksi virus itu.

Tak pelak, rimpang yang kerap dijadikan bahan-bahan jamu, seperti temulawak hingga jahe, kini diburu banyak orang. Di Depok, kota kediaman pasien yang pertama kali dikonfirmasi positif virus corona, keadaan tak jauh beda.

Di Pasar Kemiri Muka, misalnya. Pasar yang disebut sebagai salah satu pasar utama di Depok itu mencatat lonjakan harga signifikan bagi komoditas jahe dengan rata-rata kenaikan Rp 20.000 per kilogram.

Baca juga: Dagangan Susu Jahe Azzam Laris karena Dianggap Bisa Tangkal Corona

Animo masyarakat yang tinggi membuat stok jahe terus menipis. Akibatnya, harga jahe pun terus melejit.

Keadaan ini dirasakan oleh Arpan, seorang pengusaha susu jahe "AA" di Sawangan, Depok.

Ia punya tiga gerobak yang saban hari mangkal di tiga titik di Sawangan, yakni di Balai Desa, Rawadenok, dan Sawangan Permai.

"Memang harga jahe naik drastis banget, bisa Rp 20.000 per kilogram naiknya. Kami kan memakai 3 jenis jahe, ada jahe merah, jahe gajah, jahe emprit, kami pakai semua. Semuanya naik, terutama jahe merah yang harganya tinggi banget," tutur Arpan kepada Kompas.com, Jumat (6/3/2020).

Setiap hari, untuk menjalankan bisnisnya itu, ia harus belanja jahe sebanyak 3 kilogram lebih. Jumlah itu setara dengan 60 liter atau 90 gelas susu jahe.

Meski demikian, Arpan bersikeras tak mau mendongkrak harga jual susu jahenya. Tetap Rp 6.000 segelas.

Baca juga: Harga Temulawak Naik 5 Kali Lipat, Ini yang Akan Dilakukan Pemkot Depok

Padahal, dagangan Arpan jadi lebih cepat laris karena orang pun berbondong-bondong mencari minuman olahan jahe sejak isu virus corona merebak, guna memperkuat imunitas tubuh.

Akibatnya, lanjut dia, kini keuntungannya hanya 30 persen dari modal, dari 50 persen keuntungan yang ia raup sebelum isu virus corona merebak.

"Memang sih naik Rp 1.000 atau Rp 2.000 tetap orang akan nyari. Tapi memang saya sudah komitmen dari awal harga tetap segitu. Saya enggak apa -apa ambil untung sedikit," ungkap Arpan.

"Saya dalam berbisnis itu tidak pernah mau mengambil untung terlalu banyak. Orang nyari saja yang penting, agar jalan terus," ia menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com