JAKARTA, KOMPAS.com - Semakin meluasnya penyebaran Virus Corona di Indonesia membuat semua pihak harus patuh pada imbauan pencegahan Covid-19.
Banyak pihak terpukul dampak penyebaran virus Corona. Di antaranya, mereka yang harus membatalkan atau menunda pernikahan.
Keputusan diambil pada menit-menit terakhir. Padahal, persiapan pernikahan sudah dilakukan berbulan-bulan, bahkan sejak setahun lalu.
Tidak mudah untuk memutuskan pembatalan, terutama bagi mereka suku Batak. Keputusan harus diambil melibatkan keluarga besar.
Baca juga: Gubernur Anies Tetapkan Jakarta Tanggap Darurat Bencana Covid-19
AS, salah satunya. Pria Batak ini terpaksa menunda pernikahan putranya yang seharusnya diselenggarakan pada Rabu (25/3/2020).
AS dan keluarga besar harus memutar otak untuk mengatur ulang rencana pesta adat pernikahan anaknya.
Keluarga harus mengundur acara hingga waktu yang belum ditentukan.
"Yang jelas kita melihat kondisi. Jadi belum ada kepastian tanggal berapa. Kita lihat lah nanti," kata SA saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/3/2020).
AS harus berkoordinasi ulang dengan banyak pihak. Mulai dari gedung pertemuan, katering, tim dekorasi, pemain musik, dan vendor lainnya yang sudah dipesan.
Beruntung para penyedia jasa bisa memaklumi penundaan tersebut. Uang yang sudah disetor tidak hangus.
"Jadi mereka tidak beri penalti. Bisa diundur sampai waktu yang belum bisa ditentukan," terang dia.
Baca juga: Dilema Pesta Adat Pernikahan Batak di Tengah Merebaknya Virus Corona
Namun, tetap saja keluarga mengalami kerugian secara finansial. Mereka harus kembali merogok kocek untuk berbagai hal.
Contohnya, undangan yang harus dicetak ulang.
"Kita untuk undangan mau enggak mau cetak ulang. Jadi keluarlah uang Rp 6.000.0000," ujar dia.
Belum lagi mereka harus menggelontorkan uang untuk biaya penyemprotan desinfektan dan menyediakan pembersih tangan.