DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok, Mohammad Idris, menginstruksikan setiap RW (rukun warga) membentuk Kampung Siaga Covid-19 sebagai bentuk penanganan pandemi di tingkat komunitas.
"Kota Depok belum ditetapkan sebagai PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Saat ini kita fokus pada percepatan penanganan Covid-19 berbasis komunitas, yaitu melalui pembentukan Kampung Siaga Covid-19 pada level RW," kata Idris melalui keterangan tertulis, Kamis (2/4/2020).
Inisiatif itu mulanya diperkenalkan para komunitas swadaya, sebelum diformalkan oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melalui Instruksi Walikota Depok Nomor 02 Tahun 2020 dan Surat Edaran Walikota Depok Nomor 443/166-Huk/DPKP.
Baca juga: Warga Pertanyakan Peran Pemkot Depok dalam Kampung Siaga Covid-19
Para camat dan lurah diminta segera menggerakkan para ketua RW dengan berkoordinasi dengan kapolsek dan koramil setempat, termasuk unsur Babinkantibmas serta Babinsa, dan organisasi kemanusiaan Sekolah Relawan.
Kampung Siaga Covid-19 dianggap sanggup meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengantisipasi penularan Covid-19 karena beroperasi di tingkat terkecil.
Program itu diwacanakan berperan dalam sosialisasi terkait Covid-19, sterilisasi fasilitas sosial dan umum, mengaktifkan sistem keamanan warga, sistem informasi kesehatan warga, serta lumbung pangan warga.
Kampung Siaga Covid-19 juga dapat difungsikan untuk monitoring kasus terkonfirmasi positif, ODP (orang dalam pemantauan) dan PDP (pasien dalam pengawasan) Covid-19; serta menjadi penyalur bantuan logistik bagi warga yang menjalani karantina mandiri.
Idris menyatakan, setiap RW yang membentuk Kampung Siaga Covid-19 akan diberikan insentif.
"Fasilitas yang diterima berupa stimulan anggaran sebesar Rp.3.000.000," kata Idris.
Pada Kamis kemarin, Pemerintah Kota Depok mengumumkan total 50 kasus positif Covid-19, dengan 10 orang sembuh, dan 5 orang meninggal dunia.
Sebanyak 18 pasien dalam pengawasan (PDP) juga meninggal. Mereka belum terkonfirmasi positif Covid-19. Data itu dicatat sejak 18 Maret 2020.
Sementara itu, kini masih ada 369 pasien yang masih diawasi dan 1.374 orang yang tengah dipantau terkait Covid-19.
Pemerintah terus menggaungkan instruksi agar warga tetap bertahan di dalam rumah selama pandemi Covid-19 untuk memutus rantai penularan, kecuali terpaksa keluar rumah untuk kebutuhan mendesak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.