BEKASI, KOMPAS.com- Arief Rahman Hakim, penyintas Covid-19 pertama di Bekasi sudah kembali ke rumah setelah 20 hari dirawat di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur.
Kepada Kompas.com, Arief pun bercerita bagaiamana kondisi dirinya selama di ruang isolasi.
Awal, Arief dirawat di ruang Intermediate Care and High Care Unit atau ICU lantaran kondisinya yang memburuk. Paru-parunya sesak hingga ia harus mendapatkan bantuan pernafasan kala itu.
Arief berada di ruang ICU itu sendiri. Memang diakuinya semua terasa sepi dan hampa.
Namun, ia bersyukur sebab ada perawat maupun dokter yang terus bolak-balik memantau perkembangan kondisi tubuhnya. Dia pun bercerita dengan bangga tentang bagaimana para dokter dan perawat mengurusnya.
Baca juga: UPDATE: 20.532 Warga Jakarta Jalani Rapid Test Covid-19, 428 Orang Dinyatakan Positif
Kondisinya yang lemah saat itu membuatnya tak bisa melakukan banyak hal. Mulai dari makan, mandi, buang air kecil dan besar semua dibantu perawat.
“Jadi perawat dengan penuh keikhlasan dia ngurusin saya. Selama intermediet kan saya otomatis apa-apa di tempat tidur, buang air besar di tempat tidur ya. Allah luar biasa, saya bilang Allah itu berikan orang-orang baik kepada saya, saya dimandiin, kalau saya buang air besar sampai ya dianya juga ngebersihin,” ujar Arief saat dihubungi, Kamis (2/4/2020).
Arief mengatakan, perawat hingga dokter saat itu sudah dianggapnya sebagai sahabat. Sebab mereka yang stand by 24 jam merawat Arief.
Perawat hingga dokter pun kerap mengajaknya untuk ngobrol bahkan memotivasi dia untuk sembuh.
“Mereka itu baik banget, saya sudah kata sahabat. Mereka dengan sabar dan malah kadang-kadang ajak ngobrol saya karena mereka 24 jam otomatis memantau kita, enggak tidur, mereka luar biasa mereka, pekerjaan yang mulia. Mereka mengorbankan bukan hanya waktu tapi juga nyawa sekalipun,” kata Arief.
Baca juga: Cerita Pasien Covid-19 Pertama di Bekasi Berjuang 20 Hari hingga Sembuh
Ia pun bersyukur bisa dikelilingi orang-orang baik saat itu sehingga ia bisa dengan mudah menjalani perawatannya selama di rumah sakit.
Perawat dan dokter terus tiada hentinya menanyakan kabar dan memantau setiap perkembangan dirinya.
Arief mengatakan, saat itu ia diberikan berbagai macam vitamin untuk kondisinya tetap fit.
Mulai dari vitamin untuk hati, ginjal, dan vitamin untuk menguatkan jantung.
“Saya selalu ditanya ‘bagaimana hari ini Pak keadaannya? Yuk Pak semangat terus ya, jangan stres’ itu yang selalu dilontarkan ke saya hingga saya tuh oh ya bangkit, saya masih punya keluarga, karyawan, dan semua orang pasti doa untuk kesembuhan saya,” ujar dia.