Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perayaan Paskah yang Terasa Berbeda dan Rindu Pergi ke Gereja....

Kompas.com - 13/04/2020, 14:54 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia membuat pemerintah terus mengampanyekan untuk melakukan berbagai macam aktivitas di rumah saja baik itu bekerja, belajar, bahkan beribadah.

Tak hanya ibadah harian atau mingguan, ibadah yang dilakukan sekali dalam setahun juga harus dilakukan di rumah seperti yang terjadi pada Hari Paskah yang jatuh pada Minggu (12/4/2020) kemarin.

Boni adalah salah satu umat kristiani yang terpaksa merayakan hari Paskah di rumah bersama seluruh anggota keluarganya untuk pertama kalinya.

Baca juga: Gereja Katolik Sri Lanka Maafkan Pelaku Bom Minggu Paskah

"Iya pertama kali saya misa di rumah bersama bapak, ibu dan abang-abang. Kami semua kumpul di ruang tamu. Awalnya mau lewat streaming tapi akhirnya live nonton di Kompas TV dan TVRI," kata Boni saat dihubungi Kompas.com. Senin (13/4/2020).

Meski hanya di rumah saja, Boni sekeluarga tetap memakai pakaian terbaik mereka layaknya beribadah di gereja.

Menurut dia, misa di rumah memberikan perasaan yang campur aduk. Seluruh rangkaian ibadah mulai dari Kamis Putih hingga Minggu Paskah terasa sangat berbeda.

"Biasa kita ibadah dari Kamis Putih hingga Minggu Paskah itu rata-rata antara satu sampai dua jam lamanya. Tapi ini dipangkas sedemikian rupa jadi satu jam semua rata. Sedih enggak bisa saksikan secara langsung atau hadir di dalam gereja," ucap Boni.

Baca juga: Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

Meski tak bisa bersama-bersama keluarga ke gereja, namun Boni dan keluarga berusaha menjalankan tradisi yang masih bisa dilakukan seperti berpuasa saat peringatan wafatnya Isa Almasih, makan bersama keluarga lengkap dan sebagainya.

Akan tetapi kerinduan terhadap suasana gereja di Hari Paskah tentu tetap mendera. Suasana hangat saat bertemu dengan Romo dan teman-teman satu gereja tentu tak tergantikan.

Kerinduan serupa juga dirasakan oleh Sindi Siagian. Paskah tahun ini terasa begitu berbeda baik dari ibadah hingga suasana perayaannya.

"Biasanya ada perjamuan kudus Paskah, mungkin gereja-gereja lain ada juga yang ganti perjamuan kudusnya pakai teh manis atau sama roti gitu. Tapi kan perjamuan kudus itu identik dengan anggur merah yang di kasih pendeta. Tapi di gereja gue perjamuan kudusnya ditiadakan," ujar Sindi.

Baca juga: Makna Paskah

Belum lagi budaya melukis telur saat perayaan paskah yang biasa dilakukan oleh anak-anak sekolah minggu di Gereja. Meski kegiatan itu juga dilakukan oleh adik-adik Sindi di rumah, namun rasanya tetap berbeda.

"Biasanya juga kan ada drama paskah ramai-ramai di gereja, mengisi pujian gitu, nyanyi ke depan, itu dirinduin ya. Kebersamaanya, nyari telur bareng-bareng sama adek-adek sekolah minggu," ucap Sindi.

Di tengah kerinduan yang sama akan gereja, baik Boni maupun Sindi memaknai hari paskah tahun ini dengan cara yang sama, yaitu mensyukuri kesehatan diri sendiri dan keluarga sehingga masih bisa merayakan hari paskah di tengah keterbatasan yang ada.

Harapan agar wabah Covid-19 segera selesai juga terus disematkan dalam setiap doa agar bisa melepas kerinduan akan tempat ibadah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com