Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2020, 22:21 WIB
Irfan Maullana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perumda Pasar Jaya mengimbau pedagang maupun pembeli menaati protokol kesehatan di tengah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

"Kami mengimbau kepada seluruh pengunjung atau pedagang, jika ada tanda-tanda gejala gejala sakit mohon untuk tidak datang ke pasar atau setidaknya saat sekarang adalah membatasi interaksi dengan siapapun. Khususnya yang berada di pasar," kata Direktur Teknik Dono Pratomo saat ditemui dalam acara disinfeksi di Blok III dan VI Pasar Senen, Selasa (9/6/2020).

Menurut Dono, jika masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan, maka seluruh aktivitas di pasar dapat tetap berjalan sehingga perekonomian rakyat tetap terjaga.

Baca juga: Naik Kendaraan Umum Berisiko Tinggi, Pemprov DKI Diminta Tak Terapkan Ganjil Genap pada Masa Transisi

"Normal yang baru artinya masyarakat tetap berbelanja, tetap beraktivitas ekonomi tetapi tolong sama-sama menjaga protokol kesehatan. Kita tidak bisa membatasi masyarakat untuk tidak berdagang, tidak sejahtera, itu tidak bisa," kata Dono.

Langkah yang saat ini dilakukan oleh Perumda Pasar Jaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 di 153 pasar yang dikelolanya adalah melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin.

"Pada prinsipnya kita akan terus melakukan penyemprotan disinfektan untuk menjaga kesehatan bersama," ujar Dono.

Baca juga: DPRD DKI Akan Panggil Kadishub Bahas Wacana Ganjil Genap Saat PSBB Transisi

Ia kembali menegaskan jika ditemukan kasus pedagang yang memiliki masalah kesehatan dan terkait dengan kasus Covid-19, maka Perumda Pasar Jaya meminta pedagang itu tidak dulu datang ke pasar.

"Jika memang sudah positif tentu harus diisolasi sehingga, mohon maaf mereka tidak bisa lagi datang ke pasar. Tentu yang paling penting kan aspek kemanusiaan dikedepankan," ujar Dono.

Sebanyak 141 pasar telah didisinfeksi oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta untuk mencegah penyebaran COVID-19 dengan rincian 30 pasar di Jakarta Pusat dan 31 pasar di Jakarta Timur.

Sebanyak 28 Pasar di Jakarta Barat, 27 pasar di Jakarta Selatan dan 25 pasar di Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com