JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono menyatakan, kasus Covid-19 di Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang kemungkinan mengalami lonjakan seperti Jakarta belakangan ini.
Munculnya klaster perkantoran di Jakarta ditengarai menjadi sebab kemungkinan lonjakan di wilayah Bodetabek. Pasalnya, banyak pegawai perkantoran di Ibu Kota berdomisili di wilayah penyangga.
"Tapi, (lonjakan) itu hanya bisa terdeteksi jika active case finding-nya (pencarian kemungkinan kasus baru) di Bodetabek sama seperti Jakarta," kata Pandu ketika dihubungi pada Selasa (28/7/2020).
"Mereka (Bodetabek) kan kemampuan testing-nya (pemeriksaan) lemah. Testing yang paling tinggi kan cuma di Jakarta. Testing di daerah kurang tinggi," tambah dia.
Baca juga: 440 Karyawan di 68 Perkantoran Jakarta Terpapar Covid-19
DKI Jakarta memang jadi satu-satunya wilayah di Indonesia yang telah memenuhi standar WHO mengenai jumlah pemeriksaan Covid-19. Jumlah tes PCR untuk mencari kasus baru di DKI Jakarta bahkan nyaris 4 kali lipat standar minimum WHO.
Selama 10 hari terakhir, misalnya, DKI Jakarta beberapa kali mencatat kasus baru tertinggi, dengan kisaran 300-400-an kasus baru per hari.
Di Bodetabek, ambil contoh Depok sebagai kota dengan kasus Covid-19 terbanyak se-Jawa Barat, lonjakan selama 10 hari belakangan hanya di kisaran 15-25 kasus baru per hari.
Pemprov DKI Jakarta juga membuka seluruh data pemeriksaan dan data kasus harian Covid-19 secara komplit melalui situs resmi corona.jakarta.go.id.
Namun, tak seperti DKI Jakarta, tak satu pun wilayah Bodetabek yang mengumumkan jumlah tes PCR harian melalui situs resmi masing-masing.
Jika banyak kasus ditemukan di perkantoran di Jakarta, sedangkan banyak pegawai kantor berdomisili di wilayah penyangga, besar peluang terjadi perpindahan virus dari Jakarta ke Bodetabek.
"Kalau menularkan orang lain di KRL mungkin masih tidak begitu banyak, karena masih menggunakan masker. Tapi saat mereka kembali ke rumah, bertemu dengan keluarganya itu lho, kan tidak pakai masker lagi," kata Pandu.
"Makanya di Bogor itu sekarang banyak ditemukan klaster rumah tangga. Coba saja tanya ke Wali Kota Bogor," kata dia.
Klaster rumah tangga di Kota Bogor memang kini tengah hangat diperbincangkan.
Baca juga: 18 Kantor Kementerian dan 6 BUMN di Jakarta Terpapar Covid-19
Selain di Bogor, temuan klaster rumah tangga juga sebelumnya sudah merebak di Kota Bekasi.
Belum ada laporan soal temuan klaster rumah tangga di Kota Tangerang. Sementara itu, Kota Depok sejak awal tak membuka data klaster sebaran Covid-19.
Dengan keadaan itu, Pandu mendesak agar kemampuan pemeriksaan Covid-19 di wilayah penyangga digeber agar bisa menjangkau kemampuan Jakarta.
"Contact tracing (pelacakan kontak pasien positif Covid-19) harus banyak dilakukan di daerah kalau seperti ini," kata pakar biostatistika yang menamatkan studi di University of Pittsburgh, Pennsylvania, AS itu.
"Makanya, sebaiknya manajemennya satu kesatuan untuk Jabodetabek. Itu harus bisa diatur, karena selama ini pola penanganan Covid-19 masih berdasarkan wilayah administratif. Di sinilah peran pemerintah pusat turun tangan untuk Jabodetabek agar satuan tugasnya itu bersama," ujar Pandu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.